Mbay, Vox NTT-Warga yang menghuni di Perumahan Malasera, Keluarahan Danga, Kecamatan Aesesa, Kabupaten Nagekeo mengeluhkan kesulitan mendapatkan pasokan air bersih.
Pasalnya, untuk mendapatkan air bersih warga harus mengecok saku untuk membeli dari tangki air.
Mikael Muwa, salah satu warga penghuni Perumahan Malasere saat ditemui awak media di Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Nagekeo, Selasa (25/7/2017) mengatakan, awal pembangunan perumahan itu sudah dijanjikan akan memasang jaringan air bersih.
Dalam perencanaan awal pula sudah direncanakan bakal membangun tiga fasilitas utama bagi warga yang mendiami kawasan perumahan Malasera. Ketiganya yakni, listrik, jalan raya, dan termasuk air bersih.
Namun hingga kini, pembangunan tiga fasilitas utama tersebut hanya sebuah wacana karena tidak kunjung dibangun.
Padahal menurut Mikael, tiga fasilitas itu merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi masyarakat yang berada di kawasan perumahan Malasera.
“Minimal fasilitas yang berkaitan dengan kebutuhan dasar masyarakat juga ikut dibangun,” kata Mikael.
Dia mengatakan, kawasan Perumahan Malasera dilintasi oleh jaringan pipa yang menuju Mbay, ibu kota Kabupaten Nagekeo.
Karena itu, ia mengusulkan agar pemerintah membuat satu kran umum untuk tiga keluarga yang menghuni di Perumahan Malasera.
“Tidak perlu jaringan masuk rumah, biar buatkan untuk kami satu kran, karena selama ini benar-benar mengalami kesulitan air bersih,” katanya.
Terkait hal itu, Mikael mengaku telah menyampaikan kepada pihak Badan Layanan Umum Daerah Sarana Pengembangan Air Minum (BLUD- SPAM) Kabupaten Nagekeo.
Pihak BLUD-SPAM telah menjanjikan untuk datang ke lokasi melakukan survey.
Namun sayangnya hingga kini belum juga mengecek lokasi Perumahan Malasera.
“Kami sangat membutuhkan bantuan dari BLUD – SPAM Nagekeo untuk mengatasi kesulitan kami. Tentang kesediaan petugas untuk datang ke lokasi, kami hingga saat ini terus menunggu,” ucap Mikael.
Sementara terkait dengan listrik dan jalan raya, Mikael mengaku belum disampaikan kepada pihak-pihak terkait.
“Intinya, lebih penting bantu kami soal air minum, karena itu kesulitan yang sangat kami rasakan selama ini,” ujarnya.
Untuk diketahui, Perumahan Malasera dibangun pada tahun 2010 dengan jumlah yang telah dibangun sebanyak 19 unit.
Dari jumlah rumah tersebut, saat ini sudah dihuni oleh tiga keluarga. (Arkadius Togo/AA/VoN)