Maumere, Vox NTT- Persamiku…Persamiku…Persamiku/Hari ini harus menang/ku disini, ku berdiri, ku bernyanyi hanya untuk Persamiku/hoooo….hoooo….hoooo.
Inilah salah satu nyanyian pasukan Persami Mania yang selalu setia mendampingi tim kebanggaan Kabupaten Sikka kala bertanding.
Mengenakan jersey Persami, memegang bendera, sambil berteriak “horo” yang berarti terbang tinggi dengan diiringi pukulan drum.
Mereka hadir bukan hanya untuk menonton kesebelasan kesayangan mereka berlaga melainkan juga memberikan dukungan.
Itu lah yang membedakan mereka dengan kebanyakan orang yang hadir di stadion atau lapangan bola.
Layaknya para supporter Liga 1 yang sering kita tonton di layar kaca, Persami Mania adalah pemain ke-12 dari Maumere yang menjaga semangat tim dari pinggir lapangan.
Nyanyian dan yel-yel mereka tidak hanya ditujukan untuk meningkatan semangat pasukan yang sering dijuluki “Laskar Nian Tana” atau pun “lascar Teka Iku” tersebut.
Tak heran, para punggawa Persami dan official tim tersebut secara khusus bergerak menuju tribun yang ditempati Persami Mania dan memberikan penghormatan usai mengalahkan Perse Ende pada final ETMC 2015 lalu di Maumere.
Bukti Kecintaan; Mendukung Bukan Menonton Apalagi Mencemooh!
Tak kenal lelah dukung Persami/jadi juara, juara El Tari/Persami mania siap berpesta/untuk kemenangan meraih juara/
Persami Mania bukan sesuatu yang turun dari langit. Kekalahan 1-2 Persami dari Persedaya pada 21/10/2015 lah yang menggerakan para pecinta Persami untuk menyatukan diri dan memberikan dukungan kepada Persami.
Oss Rebong memantik kepedulian penggila bola di Sikka melalui postingan di inimaumere.com. Gayung bersambut. Oss Rebong, Edmon Bura, Edmon Bapa, Tartianus Albert, Ricky Gled, Yunita Rere, Paulus Pyo, Sefni Alexantryas, Juan Vargas dan sejumlah nama lain lantas berkumpul.
Mereka satukan supporter perorangan, mendatangi Milanisti, Internisti, Madrinista, dan Blaugrana, mengajak pelajar Smansa, John Paul II, Smater, Yohanes XXIII, SMK Bina Maritim, Smandu, termasuk pendukung dari Centrum, Cemara, Wolbi, Longser, Nangameting, Belkom, Beru, Beronjong, Nangalimang, Perumnas, Misir dan Kabor.
Setiap hari mereka berkumpul di Base Camp Persami di Nara Room dan berlatih.
Peralatan diperoleh dengan cara meminjam dari sekolah. Persami Mania juga menghimpun sejumlah supporter klub nasional yang berdomisili di Maumere seperti Aremania (supporter Arema), LA Mania (supporter Persela), dan Bonek (supporter Persebaya), serta Pasopati (PSIS Solo).
Kehadiran Persami Mania di Gelora Samador pada setiap laga yang dilakoni Persami melecut semangat Persami.
Tidak hanya memberikan dukungan, mereka juga menghibur dan attractive dengan yel-yel, lagu dan aneka atribut.
Bahkan mereka tak segan mengecat tubuh mereka dengan warna hijau dan putih, warna khas Persami.
“Banyak yang hanya menonton dan senang ketika tim-nya menang tetapi sebaliknya mencemooh ketika tim yang didukung kalah. Pendukung hadir ke stadion untuk memberikan dukung bukan hanya untuk menonton. Ini adalah kewajiban bagi semua orang Maumere,” ujar Oss Rebong kepada VoxNtt.com pada medio Maret 2017 lalu di depan Gelora Samador menjelang laga segi tiga Persami-Perseftim dan Persami Jakarta.
Persami Mania adalah kelompok yang mandiri. Mereka menjalankan fund raising untuk dengan berjualan kaos, topi dan sal.
Ketika Laskar Teka Iku harus bertanding di Kupang dalam Piala Gubernur, Persami Mania turut mendampingi kesebalasan kesayangan mereka.
Persami Mania membiayai diri sendiri, meluangkan waktu dan rela menghabiskan uang pribadi untuk bisa mendukung Persami.
“Hanya dalam waktu 1 minggu kami bisa kumpulkan Rp 14 juta untuk bisa berangkat ke Kupang,” terang Albert Tartianus kepada VoxNtt.com pada awal Maret 2017 saat menyaksikan proses seleksi Persami di Lapangan Kota Baru, Maumere.
Perlu diketahui pula, hal unik selain di Persami Mania adalah bersatunya Aremania, Bonek, dan LA Mania di dalamnya.
Pengalaman dan semangat mereka mendukung tim mereka menjadi referensi berharga bagi Persami Mania lainnya.
Salah satu dirigen Persami Mania, Wygno yang juga supporter Arema FC mengaku bangga bisa bergabung dalam Persami Mania. Menurutnya hanya Persami Mania.
“Kami rindu nuansa tribun dan karna kami juga cari makan di Maumere maka kami juga wajib mendukung Persami,” ujar Wygno kepada VoxNtt.Com saat dihubungi belum lama ini.
Fenomena Baru di ETMC
Pada ETMC 2017 yang sedang berlangsung saat ini di Ende, Persami Mania tampil menarik dan santun memberi warna baru pada turnamen 2 tahunan tersebut.
Persami Mania hadir menghibur meski tentunya juga supporter tim lain merasa seakan dipanas-panasi.
Begitulah sepak bola penuh drama dan romantikan. Satu yang pasti, Persami Mania pantang mencemooh Persami.
Yang menarik adalah, tim-tim lain seperti Perse Ende dan PSN Ngada pun mulai mengkonsolidasi supporternya dan hadir mengawal tim kesayangan mereka bertanding.
Tidak hanya menyeragamkan barisan dengan kaos merah ala supporter Perse atau kaos orange khas PSN, mereka turut menyajikan yel-yel dan nyanyian.
Ini lah kebangkitan supporter sepak bola NTT. Secara perlahan semua tim akan membangun kelompok pendukung setianya.
Baca: Suporter Perse Ende Bantu Persap Alor “Usir” Persami dari Marilonga
Fenomena ini harus disambut baik. Kehadiran supporter penting bagi perkembangan sepak bola kita.
Dalam dunia persepakbolaan saat ini supporter tidak boleh lagi hanya dipandang sebagai pemain ke-12 yang berjaga di pinggir lapangan.
Supporter juga memberikan keuntungan ekonomis dan pemasukan bagi klub salah satunya melalui tiket.
Bahkan ada pula supporter yang turut mendanai tim. Sebut saja salah satuya yakni Brajamusti Rantau, kelompok pendukung PSIM Yogyakarta yang berada di perantauan.
Mereka pernah turut membiayai klub kesayangan mereka ketika kran pendanaan klub kering kerontang.
Namun, supporter di NTT perlu menghindari bahaya holiganisme dan memprofokasi kekerasan di luar lapangan.
Sepak bola harus jadi olahraga yang menyatukan kita bukan sebaliknya memecah belah kita. (Are De Peskim/AA/VoN)