Borong, Vox NTT– Aktivis muda asal Elar, Yos Kako meminta Pemerintah Kabupaten Manggarai Timur (Pemkab Matim) membuka mata atas banyaknya tenaga kerja illegal yang hendak merantau ke luar daerah.
Permintaan itu menyusul baru-baru ini sebanyak 60 tenaga kerja asal Matim yang terpaksa dipulangkan dari Mapolres Manggarai di Ruteng lantaran illegal.
Dua diantara rombongan tenaga kerja illegal itu dalam kondisi hamil. Dua lainnya adalah anak-anak yang hendak dibawa ke tempat perantauan oleh orangtua mereka.
Baca: 60 Orang Tenaga Kerja Ilegal Asal Matim Dipulangkan, Dua Wanita Sedang Hamil
Menurut Yos, hal itu terjadi karena minimnya sosialisasi kepada masyarakat terkait persyaratan pemberangkatan kerja ke luar daerah.
“Memalukan sekali. Pemerintah buat apa saja sampai warga nekat pergi merantau. Apalagi dalam jumlah banyak. Matim kan daerah banyak potensi alamnya. Ko ramai-ramai ke luar daerah. Pemerintah buat apa saja?,” ujarnya kepada VoxNtt.com melalui pesan WhatsApp, Rabu (2/8/2017).
Karena itu, dia berharap agar pristiwa tersebut tidak terulang kembali.
Pemerintah harus berpikir mengembangkan potensi daerah untuk membuka lapangan kerja baru.
Sebab, kata Yos, masyarakat merantau dipicu oleh minimnya lapangan pekerjaan di Matim.
Hal senada disampaikan, Paulus Papu tokoh muda asal kecamatan Rana Mese.
Dia mengatakan peristiwa itu sangat menyedihkan dan juga memalukan. Mestinya hal ini menjadi catatan penting bagi pemerintah.
“Ko jumlah TKI di Matim terus bertambah bukannya menurun. Perlu perhatian khusus terhadap hal ini,” kata Paul.
Selain itu, kata Paul, terkait persyaratan menjadi calon TKI, pemerintah diharapkan gencar melakukan sosialiasi kepada masyarakat. Sehingga kejadian yang sama tidak terulang lagi. (Nansianus Taris/AA/VoN)