Ruteng, Vox NTT-Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) Komisariat Daerah Regio Flores mengkaji berbagai peluang pariwisata sabagai bahan masukan untuk otoritas di Palau Flores Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).
Para mahasiswa Katolik tersebut melakukan kajian lewat kegiatan Konferensi Study Regional (KSR).
Kegiatan KSR PMKRI se-Pulau Flores itu berlangsung selama 3 hari yakni tanggal 10 hingga 12 Agustus 2017 di Ruteng, ibu kota Kabupaten Manggarai.
Komisaris Daerah (Komda) PMKRI Regio Flores Yoakim Seke dalam sambutan pada acara pembukaan mengatakan, kegiatan KSR berpijak pada tema “Pariwisata dan Masa Depan Pulau Bunga”.
Di bawah tema itu, PMKRI mengkaji pariwisata dari tiga prespektif penting. Ketiganya yaitu pariwisata ditinjau dari prespektif ekonomi, hukum, dan budaya.
Menurut Kim Seke, tema yang diangkat oleh PMKRI Regio Flores menjadi isu aktual. Alasannya yakni, pertama, Flores lebih khusus Labuan Bajo telah ditetapkan oleh presiden Joko Widodo sebagai 10 tempat destinasi pariwisata prioritas.
Kedua , pariwisata menjadi penting dioptimalkan dengan baik karena merupakan masa depan masyarakat di Pulau flores.
Ketiga, pariwisata Flores tidak saja menjadi peluang. Namun bisa menjadi ancaman. Karenanya, kajian mendalam aspek ekonomi, hukum, dan budaya menjadi penting bagi PMKRI.
Kim Seke mengatakan, lewat kegiatan KSR itu pula PMKRI mengkampanyekan pariwisata Flores. Kampanye tersebut berbasis pada kawasan dan meminimalisasi ego-ego sektoral.
“Kita mesti berbicara pariwisata yang berbasis kawasan karena pariwisata dan wisatawan menembus batas batas administrasi,” terang dia dalam rilis yang diterima VoxNtt.com, Jumat (11/8/2017) malam.
Kim Seke menargetkan, kegiatan KSR akan menghasilkan rekomendasi kajian yang akan diserahkan kepada semua stakeholder yang berurusan dengan pariwisata.
Rekomendasi kajian PMKRI nantinya diharapkan menjadi acuan atau bahan pertimbangan dalam pengelolaan pariwisata Flores.
Sementara itu, perwakilan Pengurus Pusat PMKRI santu Thomas Aquinas Andika Natal Tandang mengatakan, pariwisata bisa bermakna penting apabila masyarakat dapat merasakan kesejahteraan.
Indikatornya kata dia, adalah ekonomi masyarakat dapat meningkat akibat pariwisata. Karenanya, masyarakat lokal mesti dilibatkan dalam pengelolaan pariwisata.
Andika Tandang menyatakan, mesti ada keseimbagan antara kehadiran pariwisata dan kesiapan SDM masyarakat .
“Oleh karena itu ini tugas bersama untuk meningkatkan kualitas SDM masyarakat lokal, jangan kita hanya menjadi penonton sementara yang menikmati kue pariwisata adalah para kaum kapitalis,” katanya.
Selain itu lanjut dia, kebijakan pemerintah harus berdasarkan kebutuhan masyarakat . Artinya, pembangunan pariwisata harus mewujudkan kesejahteraan bersama.
Informasi yang dihimpun, metode yang digunakan dalam kegiatan KSR ini adalah Seminar. Panitia menghadirkan para pemateri yang berkompeten dalam ke tiga bidang tersebut.
Selanjutnya, kegiatan dilakukan dengan Fokus Group Discusion (FGD) dan diakhiri pleno untuk menghasilkan poin-poin rekomendasi.
Peserta yang hadir dalam kegiatan KSR PMKRI Regio Flores adalah anggota PMKRI sedaratan Flores yakni PMKRI Cabang Ruteng Santo Agustinus, PMKRI Cabang Ende Santo Yohanes Don Bosco, Cabang Maumere Santo Thomas Morus, Cabang Ngada Santo Stefanus, dan Cabang Nagekeo Santo Petrus. (Adrianus Aba/VoN)