Ruteng, Vox NTT- Warga Kelurahan Nanga Baras, Kecamatan Sambi Rampas, Kabupaten Manggarai Timur (Matim) mengeluh lantaran kondisi beras dari bantuan beras sejahtera (Rastra) rusak berdebu.
Bahkan, ada sebagian beras yang dibagikan kepada penerima manfaat tahun 2017 ini mengeluarkan bau tidak sedap dan berkutu.
Kendati kualitas Rastra yang dibagikan tersebut sangat buruk, namun warga di Nanga Baras terpaksa tetap mengkonsumsikannya lantaran tidak ada beras.
“Berasnya jelek sekali pak, baru pembagiannya kayanya tidak merata pak,” aku MS, salah seorang warga Nanga Baras saat dihubungi VoxNtt.com melalui ponselnya, Sabtu (12/8/2017).
Menanggapi keluhan warga tersebut, Kepala Bulog Subdivre Ruteng, Aceng Nurdin yang dihubungi melalui pesan WhatsApp, Minggu (13/8/2017) menyatakan, pihaknya siap menggantikan Rastra yang rusak di Kelurahan Nanga Baras.
“Itu ada tim hub (hubung) Kepala Lurah dan terhadap yang rusak siap ganti,” ujar Aceng.
Aceng juga berjanji akan melakukan koordinasi dengan tim sergap yang terdiri dari polisi dan TNI untuk mengecek kualitas Rastra di Nanga Baras tersebut.
Meski demikian, namun ia mengaku heran dengan kerusakan Rastra tersebut baru dikeluhkan pertengahan Agustus ini.
Padahal Rastra untuk Kelurahan Nanga Baras dan 6 desa di sekitarnya disalurkan dari gudang Bulog di Reo pada 20 Juli lalu.
Persoalan lain sebut dia, terkadang beras agak lama disimpan di gudang lantaran kuangan dari masyarakat penerima manfaat terlambat disetor ke Bulog Subdivre Ruteng.
Di Matim misalnya, baru 36 persen jatah Rastra semester I (Januari-Juni) tahun 2017 ini yang disalurkan ke masyarakat. Hampir setengah dari pagu beras belum disetor keuangannya ke Bulog, sehingga terpaksa belum disalurkan ke penerima.
Dalam catatan VoxNtt.com, akhir-akhir ini memang kualitas Rastra buruk selalu dikeluhkan warga di sejumlah tempat di Kabupaten Matim.
Pada 10 Juni lalu misalnya, warga Desa Pocolia, Kecamatan Poco Ranaka dikabarkan mendapatkan Rastra tidak layak konsumsi karena berbau.
Warga mengaku beras tersebut berwarna kuning dan dipenuhi kutu. Kondisi beras yang dibagikan tersebut sungguh memperihatinkan.
Van Agut, salah seorang warga Pocolia mengaku masyarakat di desa itu sungguh kecewa karena kualitas Rastra buruk.
Meskipun tak ada beras, warga terpaksa tidak mau mengkonsumsi Rastra yang dibagikan karena dinilai lebih layak untuk dijadikan pakan ternak. (Adrianus Aba/VoN)