Mbay, Vox NTT-Yayasan Flores (Sanres) Sejahtera area Nagekeo, kerjasama dengan Plan Internasional area flores, mengadakan pelatihan pertanian organik, peternakan, dan industri rumah tangga untuk kelompok usaha seedgrant program resilient island, kepada 26 kelompok dari 7 Desa yang ada di dua Kecamatan yakni Kecamatan Keo Tengah dan Kecamatan Aesesa.
Kegiatan ini merupakan salah satu aktifitas dari program resilient, melalui dukungan dana seedgrant sebagai upaya pengurangan resiko bencana, dan adaptasi perubahan iklim di tujuh desa dampingan Yayasan Flores Sejahtera dan Plan Internasional area flores.
Hal ini disampaikan Direktur Sanres, Longginus Don di sela-sela kegiatan pelatihan tersebut di hotel Sinar Kasih Mbay, Senin (14/8/2017).
Dikatakannya, tujuan kegiatan tersebut agar kelompok memiliki pengetahuan tentang sistem pertanian organic yang cerdas ilklim, sistem beternak yang lebih ramah lingkungan dan pengelolahan sumber daya local, dalam industri rumah tangga untuk menghasilkan barang jadi yang siap dipasarkan.
“Selain itu, kelompok juga memiliki pengetahuan tentang penggunaan teknologi irigasi tetes, untuk sistem pertanian organik cerdas iklim. Kelompok memiliki pengetahuan tentang manajemen kelompok yang lebih profesional. Kelompok memiliki pengetahuan tentang manajemen pemasaran produk. Dan Kelompook memiliki pengetahuan tentang pengelolaan limbah peternakan, menjadi bahan organik yang bisa digunakan untuk pertanian organic,” Tegasnya.
Dijelaskan pelaksanaannya, program resilient island di kabupaten Nagekeo sudah berjalan kurang lebih satu tahun. Banyak aktifitas yang dilakukan untuk memperkuat ketahanan komunitas desa dan sekolah di tujuh desa dan 10 sekolah penerima maanfaat program.
Ditingkat komunitas desa telah dilakukan beberapa kegiatan untuk meningkatkan kemampuan, dan ketahanan masyarakat menghadapi ancaman bencana dan dampak perubahan iklim.
Di mulai dengan kegiatan pelatihan dasar perngurangan risiko bencana dan adaptasi perubaham iklim, melakukan kajian ancaman kapasitas dan kerentanan di komunitas, dan berdasarkan hasil kajian itu, masyarakat melakukan penyusunan rencana aksi komunitas, sebagai bentuk upaya langsung mengatasi masalah ancaman, dan kerentanan yang ada di komunitas desanya.
Dalam dokumen rencana aksi, masing-masing desa memeliki program dan kegiatan yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan warganya.
Melalui progaram ini juga, tersedia dukungan dana seedgrant untuk membantu dan mendorong inisiatif masyarakat melaksanakan rencana aksi komunitasnya.
Pengelolaan dana seedgrant adalah melalui kelompok. Karena itu, masyarakat di tujuh desa membentuk kelompok usaha, merencanakan jenis usahanya, dan mengusulkan dalam bentuk proposal kepada Sanres dan Plan.
Proposal yang diusulkan kelompok, kemudian diseleksi oleh team komite seleksi proposal tingkat kabupaten. Dari proses seleksi ada 25 proposal/kelompok yang berhasil diterima.
Jenis usaha yang dikembangkan adalah pertanian organic (16 kelompok) dan 9 kelompok lainnya adalah usaha peternakan dan industri rumah tangga, serta reboisasi/penghijauan lingkungan.
Untuk memulai kegiatan aksi masyarakat tersebut, maka perlu dilakukan pelatihan pertanian organik, peternakan dan usaha industri rumah tangga bagi kelompok masyarakat, agar memiliki pengetahuan yang cukup sehingga mampu mengelola dan mengembangkan usaha kelompoknya, dalam rangka membangun ketangguhan komunitas. Dalam pelatihan ini beberapa hal yang menjadi penekanan utama, adalah managemen kelompok, strategi pemasaran, pengelolaan pakan ternak dan pertanian organik.
Disaksikan Voxntt.com, kegiatan itu di buka oleh Kadis Pertanian Kabupaten Nagekeo, Wolfgang Lena. Kegiatan pelatihan tersebut dilaksanakan selama dua hari yakni Senin-Rabu (14-16/8/2017), dia aula hotel Sinar Kasih Mbay. (Arkadius Togo/VoN)