Catatan Redaksi Oleh Hengky Ola Sura
Nyanyian taman kanak-kanak
Satu ditambah satu sama dengan dua
Dua ditambah satu sama dengan tiga
Tiga ditambah tiga sama dengan enam
Enam ditambah enam sama dengan rasul Yesus
Bukan
Bukan rasul Yesus
Satu pengkhianat
Tapi sebelas ditambah satu sama dengan dua belas
Dua belas itu rasul Yesus
Tidak tidak tidak
Satu pengkhianat
Biar
Biar dia pengkhianat dua belas tetap dua belas
Yang penting ini lagunya
Enam ditambah enam sama dengan dua belas
Urusan pengkhianat atau dikhianati diatur dihukum lain
Kami angka tetap dua belas
Lagu ini tetap seperti ini
Atau ada yang mau merubahnya?
Ya!
Ya kau
Satu ditambah satu sama dengan bukan dua
Satu rusuk ditambah satu rusuk sama dengan satu rusuk
Karena mereka bukan lagi dua melainkan satu
Mawar di Saku Celana
Sindi punya mawar di saku celana
Mawar merah pemberian Tito
“ini sayang, mawar merah tanda cintaku yang berdarah.”
Terima kasih sayang aku akan jaga mawar ini seperti aku mencintai mataku
Lalu Sindi menanam mawar di saku celananya
Malam berganti pagi
Mawar butuh air dan sinar di saku celananya
Malam berganti pagi
Siang menunggu petang
Mawar butuh air dan sinar
“sayang kapan kita ketemu lagi?
Mawar kita hampir layu
Sayang tunggu aku pasti datang
Kalau aku belum datang yakinlah bahwa cinta kita tetap wangi
Bintan dan bulan berganti
Tio tak kunjung datang
Sindi membuka tubuh
Meletakan mawar di atas dada
Akar-akar mawar mencari air
Menusuk masuk sampai ke pori sampai tembus dalam sum-sum rusuk
Semakin hari
Mawar semakin tinggi
Tubuh semakin rendah
Mawar menembus langit
Tubuh tertanam dalam tanah
Tio datang dan hilang Sindi
Namun mawar masih seperti dulu
Tio memetik kembang mawar dan menghamburkan di atas tubuh Sindi
“terima kasih sayang cinta kekalmu untukku
Ansel Lawuyo adalah mahasiswa STFK Ledalero. Menyukai teater dan bergiat di Kelompok Teater Tanya St. Petrus Ritapiret Maumere. Buku puisinya yang sudah terbit adalah Kampung Matahari, Penerbit Carol Maumere. Saat ini sedang mempersiapkan terbitan buku puisinya berjudul Mantra Angka Pohon Telanjang.
Betapa Jenaka dan Berartinya Puisi: Catatan Redaksi
Dua puisi dari Ansel Lawuyo kali ini membawa semua yang menikmati puisi untuk tertawa. Senyam-senyum dengan segala luahan yang Ansel sajikan untuk kita nikmati. Puisi Nyanyian taman kanak-kanak dan Mawar di saku celana menyajikan kisah dengan sentuhan-sentuhan jenaka dan pada saat yang sama tersisip tema-tema serius. Kejenakaan puisi-puisi dari Ansel adalah menghadirkan tema macam kejujuran, kebeningan hati juga cinta yang sesungguhnya untuk dihidupi dengan kesungguhan.
Pada puisi Nyanyian taman kanak-kanak Ansel mengajak kita semua yang membaca puisinya untuk masuk dalam dunianya anak-anak. Nyanyian tentang penjumlahan yang dipelesetkan sampai enam tambah enam adalah sebuah gugahan yang nyentrik. Dengan mata anak-anak, Ansel mau membangkitkan kesadaran tentang kebenaran. Dengan harapan kebenaran tentang mata batin anak-anak itu pun merasuki juga semua yang menggumuli puisinya untuk paham bahwa yang namanya ketidakjujuran itu tidak baik. Dengan deret kata macam dua belas itu rasul Yesus, Ansel lewat matan batin kepenyairannya menohok kesadaran kita untuk paham bahwa yang jenaka itu tidak main-main. Yang jenaka itu juga selalu ada nilainya. Sampai dengan pelesetan soal satu tambah satu sama dengan satu Ansel mungkin saja menyentil hidup perkawinan dua insan. Laki-laki dan perempuan untuk paham bahwa makna terdalam dari jalan perkawinan adalah satu.
Selanjutnya pada puisi Mawar di saku celana. Kesan main-main tampak dalam bahasa yang dibangun apik. Kisah tentang Sindi dan Tio adalah satu refleksi dari hubungan percintaan yang manis tapi berakhir sembilu. Cinta pada galibnya juga adalah kesetiaan menanti. Meski ditengah kesetiaan menjaga mawar pemberian sang lelaki pujaan macam Tio, Sindi pada akhirnya lelah dan mati.
Kisah dari nyanyian taman kanak-kanak dan mawar di saku celana adalah kisah yang mungkin khas ada pada dunia anak-anak. Juga hanya miliknya Sindi dan Tio. Tapi kisah-kisah tersebut adalah satu-kesatuan dari refleksi kehidupan kita yang bersifat sosial. Setiap kisah dari puisi yang kesannya jenaka itu tetap menampilkan satu afirmasi bahwa setiap kita yang mendalami puisinya pekan ini untuk mengekspresikan dan merefleksikan diri secara sosial. Lagu taman kanak-kanak sampai mawar di saku celana menawarkan satu pembacaan bahwa nilai-nilai macam kebenaran, kebaikan, kejujuran sampai pada kesetiaan hidup sebagai sepasang kekasih adalah wajib hukumnya. Ya begitulah puisi kadang hadir jenaka tapi tetap menghadirkan sesuatu yang berarti.