Denpasar, Vox NTT- Pemuda Katolik Komisariat Cabang Denpasar-Bali menggelar Kursus Kepemimpinan Dasar (KKD) pada 25 hingga 27 Agustus 2017.
Kegiatan KKD dilaksanakan di Wisma Soverdi Jl. Kepundung Denpasar dan beberapa tempat di sekitar wisma itu.
Kursus diikuti14 peserta yang berasal dari anggota Pemuda Katolik, Orang Muda Katolik (OMK) Paroki Roh Kudus Katedral Denpasar, OMK St. Yoseph Denpasar, OMK Santo Petrus Monang-Maning Denpasar, dan Keluarga Mahasiswa Katolik (KMK) St. Albertus Agung Universitas Udayana.
Informasi yang diperoleh dari panitia, kursus LKD dilakukan karena memandang kepemimpinan merupakan salah satu kemampuan yang harus dimiliki oleh setiap orang. Manusia mampu memimpin ketika dia bisa mengelola diri, organisasi dan kegiatan.
KKD dipandang pula sebagai salah satu sarana yang bisa dimanfaatkan untuk belajar mengembangkan diri sesuai dengan potensi yang dimiliki peserta.
Kegiatan KKD tahun 2017 ini mengusung tema yang diambil dari salah satu konsep kehidupan lokal yang berkembang di Bali, yaitu Desa Kala Patra.
Secata etimologis frasa Desa Kala Patra terdiri dari Desa yang berarti Tempat, Kala yang berarti Waktu, dan Patra yang berarti Keadaan.
Desa Kala Patra menjelaskan bahwa apa yang benar pada suatu waktu, belum tentu benar pula pada waktu yang lain. Demikian pula apa yang benar pada suatu tempat atau keadaan, dapat berubah menjadi salah pada tempat atau keadaan yang lain.
Di bawah tema ini KKD dilakukan untuk meningkatkan rasa kepedulian, mengembangkan potensi peserta, dan bertanggung jawab terhadap setiap keputusan. Para peserta hendaknya mampu menempatkan diri dan berperilaku sewajarnya dengan memperhatikan poin Desa Kala Patra tersebut.
Kegiatan KKD ini juga mengundang beberapa narasumber yang berkompeten di bidangnya. Mereka ialah Heldy Ardiansyah, Theresia Yusino, Michael Fame, Alfons Saay, dosen FH UNUD Dr. Jimmy Z. Usfunan, S.H, M.H. Selain itu, terdapat pula narasumber internal seperti Ketua Panitia KKD 2017, Gerald Bagus dan ketua Pemuda Katolik Komisariat Cabang Denpasar, Eduardo Edwin Ramda.
Hari pertama diisi dengan pemaparan internalisasi nilai 10 butir kepemimpinan oleh ketua panitia KKD Gerald Bagus,
Ke-10 butir kepemimpinan ini menjadi rule dasar kegiatan selama tiga hari dengan harapan mampu menjadi nilai baru yang bisa diterapkan dalam kehidupan sehari hari.
Setelah itu peserta diberikan materi mengenai aku secitra dengan Allah, Asas dan Dasar, Who Am I (Siapakah diriku?) yang dipraktikkan dengan mengenali Enneagram dan memimpin diri sendiri.
Setelah semua materi diberikan kepada peserta, dilanjutkan examen dan journaling sebagai bentuk refleksi mendalam tentang apa yang sudah dilakukan dari pagi hari hingga malam sebelum tidur.
Keesokan harinya pada tanggal 26 Agustus 2017, peserta mengikuti misa pagi yang dipimpin oleh Pastor Moderator Pemuda Katolik Bali, P. Paskalis Nyoman Widastra, SVD.
Pastor Paskalis dalam homilinya menekankan tentang semangat mengikuti Yesus dan meneladaniNya sebagai pemimpin yang berintegritas.
Setelah misa, para peserta diajak mendalami analisis sosial dengan “blusukan” ke area sekitar wisma.
Itu seperti di Lapangan Puputan Badung hingga Jalan Gunung Raung dan Pasar Kumbasari.
Blusukan bertujuan agar bisa menganalisis permasalahan sosial yang terjadi dan mampu menanamkan sikap empati terhadap orang-orang yang harus berjuang keras untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Hasil analisis sosial tersebut dikelola lagi dengan mengaitkan kondisi sosial yang terjadi dengan Ajaran Sosial Gereja seperti Laudato Si dan Rerum Novarum.
Seusai belajar analisis sosial, para peserta diajarkan tentang menanamkan sikap kepedulian terhadap Pancasila, manajemen organisasi, mind map, dan public speaking.
Pada 27 Agustus 2017, para peserta diajarkan tentang spiritualitas keterlibatan dengan meneladani Yesus Kristus.
Setelah itu dilanjutkan dengan materi dinamika rapat, dan manajemen kegiatan.
Setelah semua dibekali materi selama 3 hari, para peserta diajak menyusun Rencana Tindak Lanjut (RTL), baik ditingkat OMK maupun di tingkat Pemuda Katolik Komisariat Cabang Denpasar.
Penyusunan RTL didampingi oleh para ketua OMK dan pembina OMK dari tiga paroki di Denpasar serta para pengurus Pemuda Katolik Komisariat Cabang Denpasar.
KKD 2017 diakhiri dengan Misa Kudus yang dipimpin oleh P. Hendrik, SVD.
Salah satu peserta KKD, Gabriel Posenti mengatakan secara keseluruhan acara sudah berjalan dengan lancar dan 10 butir kepeimpinan sudah bisa diterapkan.
Peserta lainnnya, Yariska Christriana mengaku kursus LKD sangat bermanfaat bagi dia.
“Dari materi yang disampaikan dan treatment yang diberikan semua bermanfaat,” kata Yariska.
Maria, peserta lainnya juga merasakan manfaat positif dari acara ini.
“KKD ini mampu memberikan dampak positif untuk kami sebagai anak muda karena kami disini diajarkan bagaimana cara menjadi pemimpin yang baik yang diawali dari diri sendiri dengan 10 butri kepemimpinan yang diberikan, kita diajak juga untuk mengerti dan memahami kondisi sosial masyarakat di sekitar kita,” kata Maria.
Ketua Panitia KKD 2017, Gerald Bagus Putranto Bei pada penutup acara menegaskan kegiatan itu sudah disiapkan sedemikian rupa dan segala sesuatu yang terjadi adalah bentuk latihan untuk menempa para peserta agar menjadi pribadi yang mampu memimpin diri sendiri dan orang lain.
“Terima kasih kepada para peserta yang sudah bersedia menjalankan 10 butir kepemimpinan dengan baik sehingga kita bisa benar benar totalitas dalam menjalani rangkaian KKD selama tiga hari ini,” ujar Gerald.
Diakhir acara, ketua Pemuda Katolik Komisariat Cabang Denpasar, Eduardo Edwin Ramda, S.E. mengajak peserta untuk lebih terlibat dalam karya pelayanan baik ditingkat OMK, KMK, dan Pemuda Katolik.
“Hendaknya apa yang sudah kita peroleh selama tiga hari bisa menjadi bekal bagi peserta untuk mengembangkan dirinya sehingga tujuan dari acara ini bisa tercapai dan mampu menjaga sikap sesuai dengan konsep Desa Kala Patra . Terima kasih untuk semua fasilitator yang bekerja dengan totalitas dan para donatur yang telah mendukung acara,” kata Edwin.
Kontributor: Eduardo Edwin Ramda
Editor: Ardy Abba