Ruteng, Vox NTT- Berbagai kreativitas anak-anak di bidang seni dan budaya ditampilkan saat perayaan Hari Anak Nasional (HAN) di Wudi, Desa Wudi, Kecamatan Cibal , Kabupaten Manggarai, Senin (28/8/2017).
Pertunjukan budaya Manggarai seperti, tarian adat dan permainan caci ditampilkan oleh anak-anak dampingan Wahana Visi Indonesia (WVI) Area Development Program (ADP) Manggarai itu.
Anak-anak mulai dari PAUD, SD, hingga SMP tampak antusias menjalankan pertunjukan seni dan budaya di depan ratusan undangan dan masyarakat setempat.
Aloisius Deon, Ketua Pelaksana Kegiatan mengatakan perayaan HAN 2017 di Wudi melibatkan 750 peserta yang datang dari 6 desa di Kecamatan Cibal.
Keenam desa tersebut yakni Desa Wudi, Rado, Welu, Barang, Pinggang, dan Nenu
Peserta terdiri dari anak-anak sekolah, para guru, masyarakat, pemerintah desa, dan pihak WVI ADP Manggarai.
Deon menjelaskan, APBDes 2017 dari enam desa tersebut turut memberikan sumbangsi untuk menyukseskan kegiatan HAN di Wudi.
Pengeluaran APBDes merupakan program rutinitas di bidang pendidikan di tiap-tiap desa.
“WVI ADP Manggarai sudah mendampingi anak-anak sekolah di Desa Wudi sejak tahun 2014. Sedangkan, lima desa lainnya baru di tahun 2017 ini,” kata Kepala Desa Wudi itu kepada sejumlah awak media di sela-sela kegiatan HAN 2017 di Wudi.
Kepala Desa Pinggang, Bernabas Kacang mengaku sangat mendukung berbagai kegiatan dalam rangka kegiatan HAN.
Menurut dia, berbagai kreativitas anak terutama di bidang seni dan budaya harus didukung oleh pemerintah desa. Itu terutama sokongan APBDes.
“Ini sudah masuk anggaran rutinitas di APBDes kami untuk mendukung bidang pendidikan. Di desa Pinggang sendiri, bagi anak-anak yang tidak mendapatkan beasiswa di sekolah, maka digunakan APBDes,” kata Bernabas.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (PK) Manggarai, Maksimus Gandur menjelaskan perayaan HAN diselenggarakan pada tanggal yang berbeda-beda di berbagai Negara di dunia.
Hari Anak Internasional diperingati setiap 1 Juni, sedangkan Hari Anak Universal diperingati setiap 20 November. Tanggal tersebut diumumkan oleh PBB sebagai hari anak-anak sedunia.
Organisasi anak di bawah PBB sendiri yaitu UNICEF pertama kali menyelenggarakan peringatan hari anak sedunia pada bulan Oktober tahun 1953.
Kemudian pada 14 Desember 1954, Majelis Umum PBB lewat sebuah resolusi mengumumkan satu hari tertentu dalam setahun sebagai hari anak se-dunia yaitu pada tanggal 20 November.
“Di Indonesia pelaksanaan Hari Anak Nasional yaitu setiap tanggal 23 Juli setiap tahunnya. Hanya kita sedikit terlambat karena ingin bertepatan dengan moment hari ulang tahun kemerdekaan,” ujar Gandur saat menyampaikan sambutan pada acara HAN di Wudi.
Dia mengatakan, saat ini sering terjadi kekerasan terhadap anak. Kekerasan itu seperti, perlakuan tidak adil, pelecehan seksual, dan banyak hal yang berlabelkan negatif terhadap anak yang dilakukan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab.
“Karen itu hari ini, hari dimana kita melindungi anak-anak,” ujar Gandur.
Dalam kesempatan tersebut, Gandur mengajak para orangtua agar menjalan berbagai tindakan penting untuk melindungi dan mengajarkan kepada anak-anak.
Menurut dia, setiap orangtua wajib mengajarkan keterampilan sosial untuk anak-anak. Para orangtua juga harus mengajarkan anak-anak agar bisa menyelesaikan masalahnya sendiri.
Selanjutnya kata Gandur, orangtua harus bisa memberikan harapan yang tinggi dan menanamkan arti penting pendidikan bagi anak-anak.
“Bangun hubungan yang solid dengan anak-anak. Jangan over protektif kepada anak-anak, perlu anak diberi kebebasan dalam hal positif,” ajak Gandur. (Adrianus Aba/VoN)