Labuan Bajo, Vox NTT-Kalau di tempat lain Pelajar SMP dan SMA hanya fokus dalam urusan akademik di lingkungan sekolahnya, fakta berbeda ditemukan di kampung Todo, Desa Golo Bore, Kecamatan Ndoso, Kabupaten Mabar.
Bagaimana tidak, di kampung ini terdapat realitas yang cukup menarik dimana para pelajar SMP dan SMA yang rata-rata sedang mengenyam Pendidikan di SMP Kemasyarakatan Ndoso Tentang dan SMA Negeri 1 Ndoso, mengorganisirkan diri dalam sebuah wadah bernama Organisasi Siswa/I Todo (Osto).
Osto, beranggotakan seluruh siswa kelas 1 SMP sampai kelas III SMA di kampung itu. Didirikan pada 21 November 2010 silam atas inisiatif para Pemuda/I dan Pelajar setempat.
Ketua Osto, Kristoforus Darsono yang dijumpai di rumahnya, Minggu (3/9/2017) menjelaskan, pada awalnya organisasi ini didirikan untuk menghimpun seluruh Pemuda/I dan para Pelajar agar bisa terlibat aktif dalam membangun Desa.
Rio, demikian ia disapa menuturkan, sejak didirikan Osto sudah mengelar banyak kegiatan bakti social, pembersihan lingkungan seperti, Jalan raya, saluran air bersih, got dan perkuburan umum.
Kegiatan ini sejalan dengan semangat berdirinya Osto, yakni mewujudkan Todo yang bersih dan sehat, baik secara jasmani, rohani dan social.
Lanjut Rio, kegiatan pembersihan itu merupakan rutinitas Osto yang dilakukan sekali selama dua bulan. Kendati demikian, organisasi ini juga aktif dalam kegiatan rohani. Tak jarang mereka memimpin Ibadat mingguan, serta akti dalam hajatan-hajatan sosial yang bersifat umum lainnya di kampung itu.
Lebih lanjut, siswa kelas III SMAN 1 Ndoso ini menegaskan, kegiatan-kegiatan seperti ini juga dilakukan untuk mengasah kemampuan bermasyarakat para siswa/siswi di kampung itu dan belajar bertanggung jawab serta kepemimpinan sejak dini.
”Sebagai generasi penerus kami mempunyai tanggung jawab untuk kampung tercinta ini,”
Dia mengisahkan, jauh sebelum Osto didirikan, orang tua setempat selalu merindukan agar para pemuda dan pelajar di kampung itu terlibat aktif dalam membangun kampung mereka, sehingga terciptanya kampung yang sehat dan pelajar yang teruji dalam bermasyarakat.
Hal ini kata dia, agar kelak saat para pelajar itu menamatkan sekolah dan pergi merantau, sudah ada modal untuk berinteraksi dengan orang sekitar dan mampu bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri.
“Ini dulu inisiatif dari pemuda pemudi todo, sebagai bentuk tanggung jawab anak muda dan menjawab mimpi orang-orang tua, dimana peran anak muda dalam membangun kampung Todo sangat dibutuhkan,” tuturnya.
Lebih lanjut, Rio menegaskan, sejauh ini mereka hanya melakukan kegiatan di sekitaran kampung Todo sampai di perbatasan dengan kampung tetangga.
Januari 2017 Ossto mengadakan kegiatan natal dan tahun baru bersama. Menurut Rio, hadir dalam kegiatan itu tokoh-tokoh masyarakat, orang tua, tak terkecuali Kepala Desa (Kades) Golo Bore, Stefi Genggang.
Mewakili Pemerintah Desa, dalam sambutannya Stefi mengapresiasi semangat anak muda (Osto) dalam menjalankan roda organisasi, sekaligus meresmikannya menjadi salah satu organisasi tingakat desa.
Selama kegiatan, orang tua setempat sangat mendukung dalam wujud materi. Kades beserta jajaran pemerintahan desa (Pemdes) yang kerap membantu Osto dari sisi finansial.
Selain dukungan Pemdes dan masyarakat setempat, dukungan juga hadir dari mahasiswa asal Todo yang setiap liburang ikut berbaur Bersama Osto.
Tokoh Pemuda Todo, Frederikus Darmin merasa bangga dengan lahirnya Osto dan sangat mengapresiasi semangat dari anggotanya yang sejak dini melatih diri untuk peduli dengan social kemasyarakatan dan lingkungan.
“Sebagai orang muda, saya merasa bangga dan mengapresiasi semngat dari anggota Osto ini. Walaupun masih belajar di SMP dan SMA tetapi anak-anak ini mempunyai pemahaman yang sangat bagus tentang organisasi, bahkan mereka sangat bertanggung jawab terutama dengan misi organisasi yang mereka bangun ini,”uangkapnya.
Dia pun yakin bahwa anggota Osto kedepannya bakal menjadi pemimpin di masa depan karena sudah belajar berorganisasi sejak dini.
Kata dia, pilihan anak-anak sekolah menengah untuk berorganisasi menunjukan, kepribadian yang dewasa walau masih remaja dan mempunyai cara pandang yang jauh tentang masa depan bahkan melampaui usia mereka.
“Saya melihat, suatu saat mereka bakal menjadi pemimpin, karena sejak dini mereka mempunyai cara pandang yang bagus tentang masa depan mereka dan ini tidak ditemukan pada anak-anak di tempat lain yang seusia dengan mereka,” ujar Fredi penuh yakin.
Oleh karena itu Fredy berharap, anggota Osto ini tidak boleh putus sekolah. Harapan yang sama juga dia sampaikan kepada orang tua setempat agar mendorong anaknya tidak berhenti sekolah. (RT/BJ/VoN)