Kefamenanu, Vox NTT-Seluruh wilayah desa dan kelurahan yang tersebar di 24 Kecamatan di Kabupaten TTU pada tahun 2017 mengalami rawan pangan.
Hal tersebut terjadi lantaran pada tahun 2016 curah hujannya tidak menentu yang berakibat pada gagal tanam dan gagal panen. Selain akibat curah hujan, masih tingginya praktek ijon di kalangan petani menjadi salah satu penyebab dari kondisi rawan pangan yang terjadi di kabupaten tersebut.
“Saat ini sudah 20 desa yang masukkan permintaan untuk mendapatkan beras pangan dan sejauh ini kita sudah distribusikan 30,5 ton dari total 100 ton yang kita sediakan”jelas kepala dinas Sosial Kabupaten TTU,Simon Soge saat ditemui Vox NTT di ruang kerjanya pada hari selasa(12/09/2017).
Terkait sebaran wilayah yang mengalami rawan pangan, jelas Soge, tersebar di seluruh kecamatan yang ada di kabupaten tersebut. Namun kondisi paling parah dialami warga di kecamatan Bikomi Utara, Bikomi Nilulat, Bikomi Utara, Bikomi Selatan serta kecamatan Noemuti dan Noemuti Timur.
Soge menambahkan, apabila persediaan beras 100 ton yang dimiliki Dinsos tidak mencukupi maka pihaknya akan menyurati gubernur NTT melalui bupati Raymundus Sau Fernandes guna meminta tambahan kuota beras dari beras cadangan yang dimiliki pemprov NTT.
Soge juga menghimbau agar petani di TTU menghentikan sistem pertanian tebas bakar sesuai dengan himbauan yang selama ini disampaikan oleh Bupati. Sistem pertanian tebas bakar dinilai sebagai penyebab hujan yang tidak menentu.
“Kita untuk beras dan jagung memang mengalami rawan pangan, tetapi untuk umbi-umbian stock masih aman dan saat ini kita masih menunggu peta rawan pangan dari dinas pangan untuk kita dapat kepastiannya” tegas Soge.(Eman/VoN).