Maumere, Vox NTT-Kondisi jalan yang buruk pada ruas Kewapante-Habi Bola dinilai menghambat kunjungan wisatawan ke Desa Kajowair, Kecamatan Hewokloang, Kabupaten Sikka.
Selain sempit dan berlubang di mana-mana, terdapat beberapa titik longsor yang rawan. Hal ini disayangkan oleh sejumlah pihak.
Kepala Desa Kajowair, Silvester Moa mengatakan lantaran kondisi jalan tersebut beberapa wisatawan batal berkunjung ke Sanggar Bliran Sina.
Padahal, selama ini Sanggar Bliran menjadi maskot wisata budaya di Desa Kajowair dan Kabupaten Sikka pada umumnya.
Salah satu titik yang rusak parah berada tak jauh dari Sanggar Bliran Sina.
Pada titik tersebut terjadi longsoran yang juga mengancam keberadaan sanggar yang berada di atasnya.
“Kami gunakan dana desa untuk buat turap. Dulu para anggota sanggar menyumbangkan dana untuk menutup jalan yang berlobang,” terang Silvester kepada VoxNtt.com, Kamis (21/9/2017).
Selain Sanggar Bliran Sina di Desa Kajowair pun terdapat Sanggar Watu Bo.
Sanggar Watu Bo merupakan sanggar binaan desa yang dibentuk belum lama ini.
Kedua sanggar tersebut fokus bergiat pada seni tradisional dan tenun ikut.
Berbekal dua sanggar tersebut Silvester ingin menjadikan Desa Kajowair sebagai destinasi wisata budaya. Ia juga ingin menjadikan sektor pariwisata sebagai sumber pendapatan alternatif bagi warga desa di luar pertanian dan perkebunan.
Hal senada disampaikan oleh Koordinator Sanggar Bliran Sina, Yoseph Gervasius.
Menurut Gervasius banyak wisatawan berminat mendatangi sanggar tersebut.
Namun terkendala kodisi jalan apabila mereka hendak datang dalam rombongan besar dengan menggunakan kendaraan berukuran besar.
“Mereka yang sempat datang selalu menitip pesan terkait jalan untuk disampaikan kepada pemerintah,” ungkap Gervasius yang dihubungi VoxNtt.com, Rabu (20/9/2017) lalu.
Sepanjang Juli-Agustus 2017 sebanyak 200 wisatawan asing dan 50 wisatawan domestik berkunjung ke Bliran Sina.
Para pengunjung pada umumnya berasal dari Australia, Blanda, Jerman, Amerika Serikat, Prancis, India dan Swiss serta Jakarta, Bandung, dan Bali.
Para tamu biasanya menikmati makanan dan minuman lokal dan pementasan tarian-tarian.
Selain itu, para tamu juga berbelanja kain tenun.
Sama halnya dengan Silvester dan Gervasius, Vinsen Sales, pimpinan pada Flores Tour Guide Driver pun mengeluhkan hal tersebut.
Menurutnya Kajowair dan Bliran Sina sudah cukup dikenal sebagai destinasi wisata budaya.
Sayangnya kondisi infrastruktur yang demikian akan mengurangi minat wisatawan untuk berkunjung.
“Pemerintah perlu melakukan perbaikan jalan yang rusak dan melakukan pelebaran bila sungguh-sungguh ingin meningkatkan pendapatan masyarakat melalui pariwisata,” tegasnya kepada VoxNtt.com beberapa waktu lalu. (Are De Peskim/AA/VoN)