Ruteng, Vox NTT- Anggota DPRD Manggarai Marsel Nagus Ahang menyoroti peristiwa ambruknya Irigasi Wae Mantar II di Kecamatan Satarmese pada 22 September 2016 malam.
Menurut Marsel robohnya irigasi ini diduga lantaran kualitas pekerjaan sangat rendah dan buruk.
Selain karena kualitas buruk, ia juga menduga hal itu terjadi lantaran pengawasan dari konsultan kurang beres.
“Campuran semen dan batu pengikatnya asal jadi,” ujar politisi PKS itu kepada VoxNtt.com, Minggu (24/9/2017).
Karena itu, Marsel berharap kepada para penegak hukum segera melakukan penyelidikan atas proyek irigasi yang mengairi ratusan hektare sawah petani tersebut.
Menurut dia, penegak hukum penting terlibat agar memiliki efek jera terhadap instansi yang menangani proyek Irigasi Wae Mantar II.
“Yang lemah yaitu fungsi pengawasannya dan kontraktor pelaksananya wajib diproses hukum,” ujar Marsel.
Sebagaimana dikabarkan sebelumnya, hujan lebat disertai angin kencang melanda Kecamatan Satarmese, Kabupaten Manggarai, Jumat 22 September 2017 malam.
Hujan sehari setelah sekian lama mengalami kemarau itu mengakibatkan Irigasi Teknis Wae Mantar II ambruk.
Irigasi yang menyalurkan air ke ratusan hektar sawah di wilayah Golo Mocok dan sekitarnya itu akhirnya putus total sejak Jumat malam.
Venan Jerahu, warga Desa Ulungali Kecamatan Satarmese mengatakan Irigasi Wae Mantar II ambruk tempatnya di Ngeo.
Beberapa meter tembok irigasi runtuh hingga menyebabkan air keluar dari dalam parit.
“Benar terjadi ambruk Irigasi Wae Mantar II pak. Itu akibat hujan deras Jumat malam,” kata Venan kepada VoxNtt.com, Sabtu (23/9/2017).
Dia berharap kepada pemerintah segera melakukan perbaikan di titik ambruk tersebut.
Sebab, jika tidak ditangani darurat maka bisa dipastikan padi-padi petani yang baru saja menanam bakal gagal tumbuh.
Hal tersebut berpotensi mengalami gagal panen untuk musim ini. (Adrianus Aba/VoN)