Kefamenanu,Vox NTT-Anggota DPRD TTU mengancam akan menggulirkan panitia khusus (pansus) guna melakukan pemeriksaan terhadap 11 titik proyek jalan dalam Kota Kefamenanu.
Proyek senilai Rp 10 Miliar tersebut tengah dikerjakan oleh PT Happy Jaya Abadi dari Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Pemukiman dan Pertanahan (PRKPP) TTU.
Ancaman gulirkan pansus tersebut dipicu oleh karena agregat yang digunakan tidak sesuai dengan perencanaan.
“Saya dengan beberapa anggota DPR lain kemarin turun ke lokasi jalan yang menuju ke SMAN 2 (kelurahan Maubeli) dan kita lihat agregat yang digunakan itu batu kali yang besar-besar, padahal kan harusnya menggunakan A (batu pecah),” tegas Anggota DPRD TTU, Fabianus Alisiono saat ditemui VoxNtt.com di Gedung DPRD usai sidang pembahasan anggaran, Rabu (27/9/2017).
Menurut wakil rakyat dari Fraksi Gerindra tersebut, penggunaan agregat yang tidak sesuai dengan perencanaan akan berdampak pada kualitas hasil pekerjaan .
Karenanya, Fabi mengancam apabila tim TP4D mendiamkan hal ini dan tidak memerintahkan kontraktor pelaksana untuk melakukan pembongkaran ulang, maka dirinya melalui fraksi Gerindra akan segera mendesak untuk digulirkan pansus.
“Ini kerja pakai uang rakyat yang nilainya sampai miliaran rupiah,jadi kalau tidak dibongkar untuk dikerjakan ulang maka kita akan segera bentuk pansus,” tegas Legislator asal daerah pemilihan TTU 1 tersebut.
Senada dengan Fabi, anggota DPRD TTU lainnya, Dinyo Nurak mengungkapkkan saat dia dan rekannya melakukan pemantauan ke lokasi, pihaknya langsung membawa sampel agregat yang digunakan untuk ditunjukkan kepada Bupati.
“Bupati juga sudah kami tunjukkan sampel agregat yang digunakan dan kita desak dinas terkait untuk mengambil sikap tegas terkait ini,”tegas wakil rakyat dari partai Demokrat tersebut.
Sementara itu, Anton Kapitan selaku pejabat pembuat komitmen(PPK) pada dinas PRKPP membantah jika agregat yang digunakan pada pengerjaan proyek tersebut tidak sesuai perencanaan.
Sebab menurut dia, sebelum dikerjakan agregat yang akan digunakan sudah melalui uji laboratorium. Sehingga hasilnya bisa digunakan jika dinyatakan layak.
“Saya saja tidak bisa mengambil kesimpulan secara kasat mata saja karena semua sudah melalui uji laboratorium jadi kalau pihak laboratorium katakan layak ya baru bisa digunakan,”tegasnya.
Anton menjelaskan pada perencanaan awal, total dana yang ada sebenarnya hanya 10 titik pekerjaan.
Namun pihaknya menambah menjadi satu titik menamjadi 11 titik dengan tetap menggunakan dana Rp 10 miliar sesuai anggaran yang ada.
Dengan adanya penambahan titik jalan yang akan dikerjakan, jelas Anton, maka dengan sendirinya volume jalan yang seharusnya hanya 6 km naik menjadi 7 km lebih.
“Dananya tetap hanya Rp 10 miliar tapi volume pekerjaan kita naikkan,”jelas Anton. (Eman Tabean/AA/VoN)