Waingapu, Vox NTT-Tradisi pemakaman yang sudah berlangsung berabad-abad ini harus tetap dipelihara. Nenek moyang kita telah memberikan warisan yang tidak ternilai dan menjadi salah satu kekayaan budaya NTT. Kita patut merawat dan mewariskannya ke generasi berikutnya.
Demikian disampaikan anggota DPR RI, Dr Benny K. Harman, SH (BKH) saat mengikuti pemakaman Umbu K. Nggiku di kampung adat Praiyawang, Desa Rindi, Kecamatan Rindi, Kabupaten Sumba Timur pada Jumat (20/10/17).
Almahrum Umbu K. Nggiku adalah adik kandung dari Umbu Mehang Kunda, bupati Sumba Timur periode 2005/2010.
Selama menjabat sebagai Bupati Sumba Timur, Mehang Kunda dinilai sukses dalam upaya meningkatkan kesejahteraan rakyatnya dengan membuka wilayah pedesaan yang terisolasi sebagai akses pasar bagi masyarakat di wilayah pedesaan. Mehang Kunda meninggal pada Agustus 2008 lalu tanpa menyelesaikan masa jabatannya.
“Saya tidak merasa lelah karena saya sungguh ingin menyaksikan pemakaman adik kandung Umbu Mehang Kunda ini” cerita BKH.
Dia menceritakan, tadi pagi dirinya turun di Tambolaka, Kabupaten Sumba Barat Daya sekitar jam 10. Kemudian melanjutkan perjalanan langsung ke Praiyawang, Kabupaten Sumba Timur selama hampir lima (5) jam perjalanan darat dengan jarak tempuh 250-an km.
BKH menegaskan bahwa di desa adat Praiyawang ini, masyarakat bisa menyaksikan suasana peradaban masa silam yang sangat kental. Mulai dari arsitektur rumah Sumba dengan menara yang tinggi juga barisan kuburan tua megalitik para bangsawan dengan ciri khas pahatan simbol yang sarat akan makna.
“Ini luar biasa,” katanya.
Dalam acara pemakaman Umbu K. Nggiku yang dihadiri sekitar 3000-an orang ini, BKH menyaksikan secara langsung bagaimana 3 ekor kerbau dan 3 ekor kuda disembelih sebagai korban dan kuda pengantar jenazah ke liang lahat.
“Saya sungguh terharu menyaksikan ritual ini apalagi saat kuda mengantarkan jenazah ke liang lahat” ungkap BKH.
Anak almarhum Umbu Hiya Hamataki menceritakan bahwa Umbu K. Nggiku disimpan selama 9 (sembilan) bulan di pendopo rumah adat dan dijaga selama siang dan malam secara bergantian.
“Setelah kematiannya 9 bulan lalu, kami mencari batu kuburan dan mempersiapkan segalanya untuk pemakaman hari ini. Puji Tuhan semuanya lancar,” ujar anggota DPRD Provinsi NTT dari fraksi Demokrat ini.
Tidak lupa, Umbu Hiya juga mengucapkan terimakasih kepada BKH yang bersedia datang mengantarkan ayahnya ke perisitirahatan terakhir.
“BKH membawa kain untuk almarhum ayah saya dan kami mengucapkan terima kasih atas semuanya. Kehadiran BKH dan teman-teman adalah doa sekaligus hiburan untuk mengurangi beban duka kami”, katanya.
Kontributor: Ancik
Editor :Boni