Atambua, Vox NTT- Commetee IKKON Jakarta sebagai partner pemda Belu menggelar Atambua Culture Fashion Fastival (ACFF) di GOR L. A Bone Atambua.
Dina Midiani selaku Steering dalam program pengembangan usaha ekonomi kreatif Tenun Ikat di Kabupaten Belu pada acara pembukaan Atambua Culture Fashion Fastival (ACFF) di GOR L. A Bone Atambua pada Senin, (23/10/2017) kemarin mengatakan, anak-anak muda jangan malu untuk menekuni kegiatan menenun, karena penenun itu adalah designer. Kegiatan ACFF ini akan berlangsung hingga esok, Rabu 25 Oktober 2017.
Kegiatan yang mengusung tema ‘Melalui Tenun Ikat Kita Berdayakan Ekonomi Kreatif dalam Mendukung Pembangunan Pariwisata Belu’ ini merupakan strategi untuk mendongkrak ekonomi kreatif dan pariwisata serta budaya di kabupaten Belu.
Tenun ikat khas belu hingga kini digemari banyak orang baik untuk kebutuhan fashion maupun untuk produksi interior. ACFF Tidak hanya menjadi pameran tapi merupakan ajang promosi pariwisata untuk mendatangkan wisatawan serta untuk meningkatkan investasi di Kabupaten Belu sebagai daerah pariwisata.
Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Belu, Johanes Andes Prihatin mewakili Bupati Belu saat membuka kegiatan ACFF menyatakan, ajang ACFF merupakan media untuk mempromosikan nilai-nilai khas lokal yang ada dalam tenun ikat untuk dijadikan daya tarik pariwisata.
Menurut Prihatin dalam RPMJ Belu 2016-2021, Pariwisata menjadi agenda prioritas. Alasannya potensi wisata banyak sekali yang belum dikembangkan di kabupaten Belu.
Kegiatan ACFF ini melibatkan ratusan penenun dari 12 kecamatan kabupaten Belu dan penenun dari Timor Leste. Untuk membuat kegiatan lebih produktif, kegiatan festival ini dikemas dalam beberapa acara seperti pamran tenun ikat, talk show, coaching clinik dan fashion show.
ACFF terselenggara atas kerja sama Degranasda kab Belu, ikkon Jakarta, perancang busana Handy Hartono dari Jakarta dan dan Erwin Yuan dari Kupang.
Dalam acara festival ini hadir Perwakilan dari Kementerian Pariwisata, Kementerian Ekonomi Kratif, Konsulado Timor Leste, Pimpinam Forkompimda serta aktivis penenun yang ada di kabupaten Belu.
Penulis: Marcel Manek
Editor: Boni Jehadin