Ruteng, Vox NTT- Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia (Bindo) STKIP Ruteng menurunkan sejumlah mahasiswanya untuk magang lapangan.
Sebelum turun ke lapangan, para mahasiswa tersebut menggelar misa perutusan di Kapela STKIP Ruteng, Minggu (29/10/2017). Misa dipimpin langsung oleh Ketua Prodi Bindo, Pastor Bone Rampung.
Pastor Bone dalam khotbahnya menjelaskan magang merupakan bagian yang terintegrasi dengan kurikulum Prodi Bindo STKIP Ruteng.
Pelatihan lapangan mahasiswa tersebut tentu saja mengacu kepada sejumlah peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Dia menyebut dasar aturannya antara lain; UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, UU Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi, Permendiknas Nomor 49 Tahun 2014 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi dan SK Mendiknas RI Nomor 232/U/2000 tentang Kurikulum Pendidikan Tinggi dan Penilaian Hasil Belajar Mahasiswa.
Baca: STKIP Ruteng Gelar Perlombaan Musikalisasi Puisi dan Menulis Cerpen
Sebab itu, magang wajib dilaksanakan para mahasiswa dalam pendampingan dosen.
“Pengetahuan dan keterampilan sudah kalian pelajari, tibalah saatnya kalian menerapkannya,” ujar Pastor Bone.
Lebih lanjut kata dia, magang merupakan program untuk mempersiapkan mahasiswa menjadi guru. Oleh karenanya, kegiatan itu wajib disadari sebagai proses belajar.
Dikatakan, mahasiswa dituntut untuk membuka diri, pikiran, hati, dan perasaan saat pelaksanaan magang di lapangan.
Sebagai proses belajar, demikian Pastor Bone, mahasiswa magang juga dituntut bekerja keras dan cerdas untuk mencapai harapan.
Menurut dia magang yang berkualitas akan diukur seberapa keras dan cerdasnya mahasiswa bekerja.
“Anda diutus bukan karena Anda hebat, tetapi Anda akan hebat ketika Anda menjankan tugas prodi PBSI secara baik dan bertanggung jawab di tempat magang,” pesan Pastor Bone.
Senada dengan dia, Ketua Panitia Magang Yoakim Jackson Kebol dalam sambutannya mengatakan, magang sebagai ajang untuk mempertemukan teori-teori yang diperoleh di kampus dengan kenyataan yang di lapangan.
Oleh karena itu, diharapkan mahasiswa memiliki kerendahan hati. Sebab dengan kerendahan hati, akan lebih mudah untuk menerima segala sesuatu yang diberikan oleh orang lain.
Jek, sapaan akrab Yoakim Jackson Kebol mengharapkan agar kehadiran mahasiswa Prodi Bindo STKIP Ruteng yang ditempatkan di setiap sekolah bisa memberi warna yang berbeda, khususnya yang berkaitan dengan jurusan mereka di kampus.
Untuk diketahui, magang ini berlangsung selama satu bulan yaitu sejak 30 Oktober-30 November 2017.
Kontributor: Jho Kodrati
Editor: Adrianus Aba