Ruteng, Vox NTT-Dalam rangka memperingati Hari Pangan Sedunia (HPS) 2017, ekopastoral Fransiskan Pagal mengadakan perlombaan cerdas cermat dan pidato dengan mengusung tema ” Peran Pelajar Dalam Membangun Pertanian Menuju Manggarai Lumbung Pangan Indonesia. ”
Pater Wilbrodus Andrea Bisa, OFM selaku Koordinator umum Pusat Ekopastoral Fransiskan Pagal mengatakan tema ini dipilih berdasarkan fakta di mana terjadi krisis panggilan di dalam diri para pelajar menjadi petani. Selain itu, kita sedang diperbudak oleh jung food atau makanan cepat saji.
“Melalui kegiatan ini, kita diajak untuk melihat 3 keutamaan petani yakni sebagai manager artinya petani merancang segala sesuatu yang ia usahakan dengan penuh kebebasan dan tanggung jawab. Kedua, sebagai produsen, artinya petani mampu memproduksi berbagai jenis tanaman sesuai keinginannya. Ketiga, sebagai pemulia, artinya petani mampu menjamin, menjaga dan melestarikan bumi melalui pertanian” ungkap Pater Andre kepada para peserta.
BACA: 30 Tahun Lagi, Kopi Manggarai Terancam Punah
Kegiatan ini dibuka secara resmi oleh Huber Bogos selaku perwakilan kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Manggarai.
Dalam sambutannya, beliau memberi apresiasi kepada ekopastoral Fransiskan Pagal yang telah mengadakan kegiatan dalam rangka memperingati HPS 2017.
Huber menjelaskan Manggarai mempunyai potensi menjadi lumbung pangan Indonesia. Maka pendidikan harus berbasis pertanian.
“Saya juga mengajak para guru untuk mencintai pertanian organik di sekolah masing-masing dan tetap semangat mendampingi siswa-siswa dalam program pertanian organik” kata Huber selaku sekertaris Dinas Pendidikan Kabupaten Manggarai.
Kegiatan ini dilaksanakan pada Selasa, 31 Oktober 2017 di Pusat Ekopastoral Fransiskan Pagal, Kabupaten Manggarai.
Peserta Lomba terdiri dari 17 SMP se-kabupaten Manggarai yang telah menerapkan pembelajaran Pertanian Organik, diantaranya: SMPN 1-9 Cibal, SMPK St. Fransiskus Xaverius Ruteng, SMPN 2 Wae Ri’i, SMPN 3 Reok, SMPN 3 Watu Alo,SMPN 6 Cenda, SMPN 10 Ruteng, SMPN 1 Reok, SMPN 1 Langke Rembong .
Selain siswa peserta lomba, kegiatan ini dihadiri oleh kepala sekolah atau yang mewakili serta guru-guru pertanian organik dari berbagai sekolah yang telah menerapkan pembelajaran Pertanian Organik (PO).
Kontributor: Fr. Arwin
Editor: Boni J