Mbay, Vox NTT-Galian saluran pembuangan tahun 2017 di Kilometer 3 dua kiri Langa Dhawe, Kecamatan Aesesa, Kabupaten Nagekeo bakal membawa malapetaka bagi petani Rendu dan Nggolonio.
Betapa tidak, galian itu tidak tembus ke saluran pembuangan induk. Akibatnya, air bakal meluap ke persawahan warga saat musim hujan.
“Kami di sini kalau masuk musim hujan, jalur ini menjadi korban banjir pa. Kalau gali tidak sampai ke SP (saluran pembuangan) induk, kami tahun ini tidak bisa kerja. Sebelumnya tidak ada galian sawah kami juga terendam banjir. Apa lagi galian palang dan mentok begini hancur semua kami di sini,” ujar seorang petani, Wilbrodus Uku saat ditemui VoxNtt.com di Kilometer 3 dua kiri, Kamis (2/11/2017) pagi.
Menurut Wilbrodus galian saluran pembuangan itu sangat tidak menguntungkan petani.
Lantaran tak tembus, air bisa saja meluap ke persawahan warga dan meluluhlantakan padi para petani.
“Kalau gali palang dan mentok begini tambah hancur kami pak. Kami berpikir galian kemarin tembus ke SP induk. Supaya saat banjir air langsung mengalir di ke SP induk. Kalau begini kami tambah susah,” keluh Wilbrodus.
Dikatakan, kendati belum musim hujan saja air masih meluap ke persawahan warga. Apalagi jika musim hujan.
“Kami ada 93 heaktar sawah yang terdiri dari warga Rendu dan warga Nggolonio. Kami setiap tahun sawah kami jadi korban banjir,” ujarnya.
Karena itu, Wilbrodus berharap agar Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Nagekeo untuk segera memperhatikan petani di Kilometer 3 dua kiri tersebut. Sebab sebentar lagi akan memasuki musim hujan.
“Kami hanya minta pemerintah gali SP ini tembus ke SP induk,” pintanya.
Sementara itu, hingga berita ini diturunkan pihak Pemkab Nagekeo belum berhasil dikonfirmasi seputar keluhan petani tersebut.
Penulis: Arkadius Togo
Editor: Adrianus Aba