Bajawa, Vox NTT- Tinggal setahun lagi, masyarakat Provinsi NTT akan menggelar pesta pemilihan gubernur dan wakil gubernur periode 2018-2023.
Sejumlah petani di Kabupaten Ngada pun melahirkan syarat tersendiri terhadap gubernur dan wakil gubernur NTT lima tahun ke depan.
Salah seorang petani asal Desa Lengkosambi Tengah Kecamatan Riung Kabupaten Ngada, Irenius Waka menyampaikan sejumlah syarat untuk pemimpin NTT 5 tahun ke depan.
Menurut Iren, pemimpin NTT harus menjadi panutan bagi masyarakat. Dia harus merakyat dalam rangka mensejahterakan masyarakat NTT.
“Kami hanya minta siapa pun yang akan menjadi Gubernur NTT ke depan, pemimpin harus menjadi contoh atau panutan bagi warga. Kalau ingin memajukan dan mensejahterakan rakyat NTT, pemimpin jangan pilih kasih dalam mengambil sebuah kebijakan dan keputusan,” ujar Iren yang ditemui VoxNtt.com di Desa Lengkosambi, Jumat (03/11/2017).
Dikatakan, pemimpin NTT harus mampu mentransformasikan keadaan buruk saat ini ke arah yang lebih baik lagi.
Dalam kaitan dengan itu kata dia, pemimpin NTT memiliki syarat penting.
Pertama, dia harus mengerti dan mengetahui secara mendalam tentang kebutuhan dan tantangan masyarakat dalam kehidupan kesehariannya.
Kebutuhan itu yakni, seputar hal-hal yang mendukung peningkatan pendapatan masyarakat.
Jika masyarakat mempunyai pendapatan yang pasti per hari, maka dengan sendirinya semua aspek kehidupan akan berjalan baik dan bakal hidup layak.
Sementara tantangan yang dimaksud lanjut Iren, adalah berkaitan dengan hasil komoditi masyarakat yang cendrung tidak berpihak kepada petani.
“Pemimpin-pemimpin kita seharusnya sempat berpikir sampai pada level pemasaran sehingga kita sendiri yang menentukan dan mengatur harga setiap hasil komoditi dari masyarakat kita,” ujar Iren.
Kedua, pemimpin NTT harus yang sederhana.
Menurut Iren, ada nilai positif di balik kesederhanaan. Masyarakat kecil tidak segan berkomunikasi dengan pemimpinnya.
Ketiga, pemimpin yang memiliki sifat keterbukaan dan kejujuran.
Kedua sifat ini harus diwujudnyatakan dalam setiap tindakan.
Dengan begitu, maka dapat membentuk integritas diri seorang pemimpin yang kokoh.
Iren menegaskan, gambaran integritas diri ini tampak dalam kesesuaian antara kata dan tindakan.
“Dalam masa kampanye, keterbukaan dan kejujuran tampak dengan paparan program. Apakah relevan dan sesuai dengan keadaaan masyarakat, ataukah ia hanya menebar janji-janji yang tidak realistis?” ujar Iren.
Keempat, pemimpin NTT ke depan harus bersifat visioner.
Artinya, dia harus memiliki pandangan jauh ke depan dan terbuka
Selanjutnya harus memiliki terobosan-terobosan baru, tetapi tetap realistis.
“Sebagai contoh, dengan luas wilayah laut, kita perhatikan pemimpin yang mempunyai terobosan baru tentang pemanfaatan potensi kelautan, dan terobosan tersebut realistis,” katanya.
Kelima, pemimpin NTT harus bertanggung jawab penuh atas kehidupan masyarakatnya.
“Misalnya, masalah trafficking yang marak terjadi di NTT belakangan ini. Pemimpin selayaknya memiliki komitmen dan kepedulian untuk menuntaskan persoalan yang terjadi agar dapat mencegah terjadinya pelanggaran Hak Asasi Manusia,” demikian Iren mencontohkan.
Keenam, pemimpin NTT berkompeten. Artinya, dia dituntut untuk lebih cakap, mahir dan kritis.
Karakter ini berkaitan dengan efektivitas kepemimpinan dalam mengambil kebijakan dan membuat keputusan.
“Karena keputusan yang baik adalah keputusan yang memenuhi syarat: rasional, logis, realistis dan pragmatis,” katanya.
Penulis: Arkadius Togo
Editor: Adrianus Aba