Kefamenanu, Vox NTT- Objek Wisata alam Tanjung Bastian yang berlokasi di Wini, Kecamatan Insana Utara, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), terkenal sebagai salah satu objek wisata dengan sejuta keindahan.
Pasirnya yang putih, membuat Tanjung Bastian ini selalu menjadi destinasi pilihan para wisatawan daripada sejumlah tempat lainnya di TTU.
Para pengunjung juga akan sambut oleh riak gelombang yang begitu ramah. Derertan gunung gemunung yang berjejer mengelilingi Tanjung pun, turut menyapa wisatawan yang datang.
Sungguh keindahan lokasi tersebut menjadi sangat lengkap, ketika Pemerintah Daerah (Pemda) TTU kerap menggelar perlombaan pacuan kuda di situ.
Namun sayang, Tanjung Bastian kini bak rumah tak berpenghuni, nampak sekali jika dia jarang mendapatkan perhatian Pemda dan masyarakat setempat.
Pantauan VoxNtt.com, Sabtu (18/11/2017) tumpukan sampah dengan aneka jenis kotoran lainnya berserakan di sepanjang pantai.
Tak hanya sampah, beberapa pendopo yang beratapkan daun gewang, tempat wisatawan bersantai dan tribun tempat orang duduk dikala menyaksikan pacuan kuda berubah menjadi kandang kambing.
Pasalnya, di dalam pendopo dan tribun itu dipenuhi dengan kotoran kambing.
Nasib WC di tempat itu juga sama, terdapat dua kamar WC yang nampak tak pernah diperhatikan, bak dan closetnya kering tak tersentuh air. Bau tak sedap pun tercium dari situ.
Erens, seorang pengunjung yang dimintai komentarnya mengaku, sangat menyanyangkan sikap Pemda TTU, khususnya Dinas Pariwisata, yang terkesan mengabaikan objek wisata ini.
Pada hal menurutnya, Tanjung Bastian begitu potensial untuk menambah pendapatan asli daerah (PAD) Kab. TTU, jika dikelola dengan baik.
Kata Erens, dengan seringnya wisatawan berwisata di lokasi tersebut, maka dapat menambah PAD termasuk membantu perekonomian masyarakat sekitar.
“Pemda TTU tolong perhatikan untuk tata lokasi ini. Objek wisata ini jika dikelola dengan baik maka akan mendatangkan pemasukan yang cukup besar bagi daerah. Daripada berpikir bangun yang baru, mending kelola yang sudah ada,” ungkap Erens.
Penulis: Eman Tabean
Editor: Boni Jehadin