Kefamenanu,Vox NTT- Pemerintah Daerah (Pemda) TTU dinilai lelet menyikapi ambruknya gedung SDN Banoko, Desa Hauteas Barat, Kecamatan Biboki Utara, Kecamatan Biboki Utara.
Itu terutama Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (PPO) dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Padahal, tiga ruang kelas sekolah itu sudah ambruk diterjang angin pada 30 November lalu setelah hujan lebat disertai angin kencang melanda wilayah Desa Hauteas Barat dan sekitarnya.
Baca: Tiga Ruang Kelas SDN Banoko TTU Ambruk
Parahnya, akibat tak ada ruangan kelas Puluhan siswa kelas II, IV dan V SDN Banoko terpaksa melaksanakan ujian semester 1 di bawah tenda beratapkan terpal.
Sudah hampir seminggu usai bencana tersebut, namun hingga kini Pemda TTU belum mengambil tindakan darurat apapun. Padahal tindakan darurat penting diambil agar para siswa nyaman dalam melaksanakan ujian semester.
“Memang sudah ada petugas dari Dinas PPO dan juga dari BPBD yang turun untuk data, tapi habis data juga tidak ada penanganan apapun sama sekali sampai sekarang, ini yang saya sesalkan,” ujar Kepala Desa Hauteas Barat, Fransiskus Haki saat dihubungi VoxNtt.com, Selasa (05/12/2017) malam.
“Makanya karena kita juga tidak ada ruangan yang cukup untuk bisa tampung sehingga terpaksa kita buat tenda darurat biar anak-anak bisa ikut ujian semester,” tambah dia.
Haki mengaku sebenarnya sejak tahun 2016 lalu dia sudah berupaya agar bisa menggunakan dana desa untuk membangun ruang kelas baru bagi sekolah tersebut.
Namun sayangnya niat tersebut kandas lantaran pihak Kecamatan Biboki Utara menolak untuk mengakomodir usulan Haki.
Karena itu, dia berharap agar instansi terkait secepatnya merespon. Sehingga, siswa-siswi tidak lagi harus mengikuti ujian di bawah tenda darurat.
Baca: Gedung Ambruk, Puluhan Siswa SDN Banoko TTU Ujian di Tenda Darurat
Sementara itu, Kepala Dinas PPO TTU, Emanuel Anunu saat dikonfirmasi di ruang kerjanya, Rabu(06/12/2017), menjelaskan sejak beberapa waktu lalu dirinya sudah memerintahkan staf untuk melakukan pendataan di SDN Banoko tersebut.
Namun ia berdalih tidak dapat mengambil langkah penanganan darurat lantaran hal tersebut merupakan kewenangan pihak BPBD.
Anunu mengatakan pihaknya sudah mengusulkan untuk membangun 3 ruang kelas baru di SDN Banoko.
Usulan itu diharapkan dapat mengatasi dan memberikan kenyamanan bagi siswa-siswi maupun guru saat proses belajar mengajar.
“Kita sudah usulkan untuk penambahan 3 ruang kelas baru menggunakan Dana Alokasi Khusus (DAK) pada tahun 2018 ini, kalau terjawab maka kita akan mulai lakukan pembangunan pada tahun 2018 nanti,” ungkapnya.
Terpisah, Kepala BPBD TTU, Yohanes Bani menyatakan saat ini pihaknya tidak bisa melakukan tindakan penanganan. Hal itu lantaran material sink sebanyak 6 ribu lembar sudah habis terpakai.
Kendati begitu, dia mengaku sudah menemui Wakil Bupati TTU, Aloysius Kobes untuk mencari jalan keluar terkait persoalan ini.
“Tahun 2017 ini kita anggarkan 6 ribu sink, tetapi karena yang kita tanggulangi ini untuk bencana yang terjadi pada tahun 2016 dan 2017, makanya sink sudah habis terpakai,” jelas Bani.
Dia berharap agar semua pihak, baik itu Dinas PPO maupun Pemdes Hauteas Barat dapat bergandeng tangan bersama menyelesaikan bencana alam itu.
“Material semua habis makanya kita harap dinas PPO juga bisa bantu atasi ini, sehingga kondisi ini tidak terus berlarut-larut,” ujar dia.
Penulis: Eman Tabean
Editor: Adrianus Aba