Ruteng, Vox NTT- Marsel Nagus Ahang, anggota DPRD Manggarai tampak meradang atas pernyataan rekannya Yohan Boa.
Bahkan dia menyebut sikap Yohan Boa yang bersitegang dengan dirinya saat sidang paripurna beberapa waktu lalu, tidak lebih dari sekedar mencari muka demi mendapatkan proyek pemerintah.
“Boa memang harus membela anggota tim Banggar, besar dugaan saya ada udang di balik batu. Sikap Boa (Yohan Boa) ada maunya, dia partai non pendukung Bupati Deno (Bupati Manggarai Deno Kamelus). Tapi dia sekedar cari muka biar dikasih proyek sebagai hadiah membela pemerintah,” ujar Ahang kepada VoxNtt.com, Jumat (08/12/2017) malam.
Pernyataan tegas politisi PKS itu merupakan tanggapan atas komentar Yohan Boa yang dimuat di media ini, Jumat, 8 Desember 2017.
“Coba kita flashback terkait sepak terjang Marcel (Marsel Ahang-red), bukan prestasi yang dibuat tapi sensasi bodoh,” ujar Yohan Boa ketika dihubungi VoxNtt.com, Jumat sore.
Baca: “Sepak Terjang Marsel Ahang Bukan Prestasi, Tapi Sensasi Bodoh”
Merespon hal itu, Marsel Ahang menegaskan, justru sikap Yohan Boa tersebut yang merupakan sensasi bodoh. “Tipe Boa (Yohan Boa) sebenarnya bukan tipe anggota dewan, karena hanya 4 D, datang, duduk, dengar, duit,” pungkas dia.
Mersel sendiri sangat menyesalkan anggota DPRD yang lupa dengan fungsi dan tugasnya. Padahal, kata dia, ada tiga fungsi DPRD yaitu budgeting, pengawasan, dan legislasi.
Baca: Terkait Kisruh DPRD, Marsel Ahang: Pihak Luar Tidak Paham Substansi Soal
Menurut dia, anggota DPRD seharusnya taat asas untuk tiga fungsi dan tugas tersebut.
“Pesan saya untuk Boa (Yohan Boa), diharapkan jangan ikut-ikutan melawan saya,” kata Ahang.
“Saya paham, Boa (Yohan Boa) bukan kehendak sendiri untuk menghalangi saya saat itu. Boa disuruh orang-orang tertentu juga di lembaga dewan, karena hari-hari saya pantau setiap kali sidang Boa selalu diam dan tidak pernah berpendapat,” tegasnya.
Sebagaimana dikabarkan sebelumnya, Marsel Ahang nyaris adu jotos dengan dua rekannya, masing-masing, Yohan Boa dan Matias Masir. Kericuhan terjadi saat paripurna berlangsung pada hari yang berbeda.
Pada 25 November lalu, Marsel terlibat ricuh dengan Yohan Boa, anggota DPRD Manggarai dari Partai Hanura.
Saat itu, Marsel Ahang mendadak marah lalu mengambil botol air di atas mejanya dan melempar ke arah Yohan Boa yang duduk di barisan paling belakang.
Yohan Boa yang tak terima dengan perlakuan Marsel Ahang langsung beranjak dari tempat duduknya dan menyerang Marsel.
Melihat itu, anggota dewan lain dengan sigap menghalau Yohan Boa, sehingga adu jotos dapat terhindarkan.
Akibat kericuhan itu, paripurna yang dihadiri jajaran eksekutif terpaksa berhenti sejenak dan dilanjutkan sesaat kemudian setelah situasi kembali kondusif.
Informasi yang dihimpun VoxNtt.com, kericuhan itu bermula ketika Marsel Ahang meminta pimpinan sidang untuk menunda pembahasan agenda penyampaian nota keuangan tahun 2018.
Ahang beralasan, sampai sekarang pemerintah daerah belum memberi jawaban tuntas atas tidak diakomodirnya hasil reses dari anggota dewan itu.
Padahal, anggota dewan daerah pemilihan Ruteng-Lelak itu sudah berkali-kali menyuarakannya dalam sidang.
Namun, usulan Marsel Ahang tidak disetujui oleh sejumlah rekannya, termasuk Yohan Boa. Dari barisan belakang, Boa dengan suara keras meminta pimpinan melanjutkan sidang.
Selanjutnya, kericuhan antara Marsel Ahang dengan Matias Masir berlangsung saat sidang paripurna pada 29 November lalu.
Keributan itu bermula saat Marsel Ahang menuding Bupati Deno Kamelus ambil bagian dalam upaya melengserkannya dari kursi DPRD.
Tudingan tersebut disampaikan Marsel Ahang menyusul dirinya diancam akan dilakukan Penggantian Antar Waktu (PAW) oleh partainya.
“Dia (Deno Kamelus) minta Ketua PKS untuk PAW saya. Apa urusan dia dengan partai kami? Dia kan Ketua PAN,” ujarnya dengan nada keras.
Tuduhan Marsel Ahang itulah yang kemudian menyulut emosi Matias Masir. Masir yang merupakan kader PAN tidak terima ketika Bupati Deno Kamelus yang juga Ketua DPD PAN Manggarai dituduh mengintervensi urusan partai lain.
Masir pun beranjak dari tempat duduknya dan hendak melabrak Marsel Ahang. Beruntung, sejumlah anggota dewan lain sigap melerai keduanya sehingga adu jotos dapat terhindarkan.
Sementara itu, Matias Masir membeberkan alasan dia geram dengan Marsel Ahang saat sidang yang berlangsung pada Rabu, 29 November lalu.
Dia mengatakan, Marsel Ahang menyampaikan aspirasi tidak pada substansinya. Anggota DPRD dari Dapil Ruteng-Lelak itu malah menuduh Ketua DPD PAN Manggarai, Deno Kamelus seolah-olah mengintervensi Ketua PKS untuk melakukan Pergantian Antar Waktu (PAW) dirinya.
“Saya selaku Ketua Fraksi PAN tentu tidak terima tuduhan MA (Marsel Ahang-red), karena tidak punya dasar hukum,” tegas Masir, Kamis kemarin.
“Mengapa saya keluar dari tempat duduk, justru dia (Marsel Ahang) yang mendahului dan etika penyampaianya tidak sopan terhadap pimpinan sidang dan ke eksekutif,” tambah dia.
Masir menuding, Marsel Ahang tidak paham bahwa kahadiran Deno Kamelus di ruang sidang bukan sebagai Ketua PAN, melainkan sebagai Bupati Manggarai.
Karena itu, tudingan Marsel Ahang tersebut seharusnya disampaikan ke Sekretariat DPD PAN Manggarai, bukan di ruang sidang paripurna.
“Saya secara pribadi menyampaikan mohon maaf kepada semua peserta paripurna ke- 28 kemarin, baik kepada teman-teman legislatif, eksekutif dan masyarakat Manggarai, sesungguhnya peristiwa itu tidak perlu terjadi,” kata Masir.
Penulis: IK/Adrianus Aba