Kupang, Vox NTT- Dalam ulang tahun yang ke-10 Kabupaten Nagekeo mendapat sorotan dari mahasiswa asal nagekeo di Kupang khususnya yang tergabung dalam Perhimpunan Mahasiswa asal Nagekeo (Permasna) Kupang.
Menurut mereka memasuki usia 10 tahun ini, Kabupaten Nagekeo masih jauh tertinggal dari sejumlah kabupaten lain di NTT.
Hal ini disampaikan Ketua Permasna Kupang, Menilius Waka, kepada Voxntt.com melalui pesan WhatsApp, Juma’at (8/12/2017).
Menurut Waka, kondisi Nagekeo saat ini, sungguh memprihatinkan dengan banyaknya permasalahan yang tak kunjung terselesaikan.
“Terlalu banyak permasalahan yang terjadi hingga sulit diselesaikan,” katanya.
Namun dia menegaskan, sejumlah persoalan yang sedang melilit kabupaten itu tidak serta merta berarti sama dengan menilai pemerintah gagal.
Tetapi menurut dia pemerintahan yang ada sekarang belum sepenuhnya mampu membenah dan mengangkat Kabupaten Nagekeo ke arah yang lebih baik.
“Sekarang masyarakat lagi harap-harap cemas menanti para putra daerah terbaik yang akan bertarung dalam pilkada tahun 2018 mendatang,” ujarnya.
Terkait hal ini dia mengingatkan masyarakat Nagekeo untuk memilih pemimpin yang cerdas.
“Memilih pemimpin yang mempunyai jiwa membangun, memilih pemimpin yang mampu membawa perubahan,” tuturnya.
Sementara itu, mantan ketua Permasna Kupang, Yohanes Care, mengatakan, di hari ulang tahun yang ke-10 ini merupakan momentum bagi pemerintah maupun masyarakat untuk merefleksikan diri, terkait berbagai persoalan yang sampai saat ini masih menjadi momok.
“Persoalan sengketa tanah, yang menyebabkan mendeknya berbagai pembangunan infrastruktur harus menjadi perhatian khusus,” ujarnya.
Masalah pendidikan lanjut dia (Care), mesti diperhatikan, terutama bagi kaum perempuan.
“Masih banyak perempuan yang tidak mendapat kesempatan bersekolah,” tambahnya.
Dia melanjutkan, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2016, 80% lebih perempuan Nagekeo tidak melanjutkan pendidikan.
“Berdasarkan kelompok umur, usia 16-18 tahun ada di angka 21% dan 19-24 di angka 62%, keterwakilan perempuan di pemerintah dan legislative juga sangat minim, bahkan untuk legislatif perempuan tidak ada sama sekali,” kesalnya.
Dia menambahkan, menjelang Pilkada tahun 2018 mendatang, agar masayarakat Nagekeo memilih pemimpin yang tepat dan cerdas.
“Jadilah pemilih cedas, pemilih yang memilih berdasarkan pertimbangan rasional, bukan sentimental primodial, sehingga tidak terkesan membeo atau di bawah kendali segelintir orang, terutama pemilik modal,” tegas Joe.
Penulis: Tarsi Salmon
Editor: Boni Jehadin