Atambua, Vox NTT- Peringati Hari Ulang Tahun Juang Kartika ke 72 di Kodim 1605/Belu, Jumat (15/12/2017), Dandim 1605/Belu, Letkol (Czi) I Gusti Putu Dwika mengatakan TNI terus manunggal dengan rakyat untuk membangun daerah, khususnya di daerah perbatasan RI-RDTL.
Dwika mengatakan, pembangunan daerah membutuhkan tanggung jawab bersama semua elemen baik itu tokoh masyarakat, tokoh adat, tokoh agama, tokoh pemuda, tokoh perempuan, pemerintah dan semua instansi termasuk TNI dan Polri.
Khusus untuk prajurit TNI, Letkol I Gusti Putu Dwika mengatakan bahwa TNI perlu merasa enjoy dalam melaksanakan tugas dan membangun kebersamaan dengan masyarakat untuk menjaga kedaulatan negara.
“Tanah sejengkal pun tidak boleh diambil. TNI adalah kekuatan pertahanan negara. TNI manunggal dengan rakyat, karena TNI dan rakyat tidak dapat dipisahkan satu sama lain,” tandas Dandim Belu kepada VoxNtt.com.
Dalam acara peringatan hari juang kartini, hadir Bupati Luwu Timur Provinsi Sulawesi Selatan, M Thorig Husler.
Bupati Husler hadir dalam acara peringatan Hari Kartika karena dirinya pernah menjadi salah sati remaja Udayana yang tinggal di Makodim Belu pada tahun 1960-an.
Menurut Husler, makna peringatan HUT Juang Kartika mengajak semua insan untuk menghargai jasa para pejuang dan mencintai tanah air dan tanah kelahiran.
Bupati Husler berkisah tentang kehidupan masa lalu ketika menghabiskan waktu masa kecilnya di Kabupaten Belu.
“Boleh dibilang, saya lahir dan besar di sini. Tempat bermain saya di Tenu Bot. Teman-teman bermain juga masih ada yang di sini. Bersama orang tua, kami hidup di sini bersama masyarakat. Hingga, saya sekolah di SMA di sini pada tahun 1982,” kisahnya.
Dia juga mengakui Belu sebagai kampunya “Kabupaten Belu, kampung saya sendiri. Saya baru sempatkan diri ke sini. Sebelumnya, saya mau ke sini saat menjabat wakil bupati. Tapi tidak sempat. Karena Tuhan berkenan, sy terpilih menjadi bupati, baru saya sempatkan diri saat ini,” lanjutnya.
“Saya tidak menyangka kalau datang kembali dan suasananya sudah berubah. Saya tidak menyangka, saya bisa jadi bupati dan pulang kembali ke Belu. Saya di sini, ikut orang tua yang bertugas sebagai prajurit TNI. Orang tua saya harapkan saya bisa menjadi seorang dokter. Tapi, ternyata Tuhan berkehendak lagi. Saya menjadi aparat pemerintah hingga menjadi wakil bupati dan bupati saat ini,” kisah Bupati Husler mengenang.
Usai peringatan hari Juang Kartini, dilanjutkan dengan acara Temu Remaja udayana dimana semua mantan anak remaja udaya dari seluruh Indonesia datang bertemu di Markas Kodim 1605.
Belu. Penulis: Marcel Manek
Editor: Boni