Borong, Vox NTT- Para pemuda di Biting membentuk forum untuk mengontrol kinerja Pemerintah Desa (Pemdes) Ulu Wae, Kecamatan Poco Ranaka Timur, Kabupaten Manggarai Timur (Matim). Biting adalah salah satu kampung yang ada di Desa Ulu Wae.
Komunitas yang diberi nama Forum Pemuda Desa Ulu Wae (Forpedewa) itu lahir pada 11 November 2017 lalu.
Ketua Forpedewa Yohanes Toberato mengatakan, forum ini dibentuk untuk mengontrol kinerja Pemdes Ulu Wae. Dia juga sebagai komunitas yang sengaja dibentuk untuk mewadahi aspirasi masyarakat di desa itu.
Selain itu kata Yohanes, kehadiran Forpedewa diharapkan bisa membentuk karakter pemuda dan pemudi agar peduli terhadap perkembangan dan perubahan, serta semakin mencintai desanya sendiri.
“Segala ide dan bakat anggotanya dapat dituangkan dalam wadah organisasi ini. Forum ini juga dibentuk sebagai dasar tuntutan zaman yaitu agen perubahan (agent of changes),” katanya kepada VoxNtt.com melalui pesan WhatsApp, Selasa (26/12/2017).
Untuk diketahui, cikal bakal hadirnya Forpedewa berkat inisiasi dari 10 warga asal Kampung Biting, Desa Ulu Wae.
Mereka ialah; Yohanes Basri Sarok, Yohanes Toberato, Angga Danur, Benjamin Handi, Safri S. Asam, Sebastian Paju, Armandus Tukeng, Mansen Daung, Servas Jabur, dan Yufensius Nesimnasi.
Selanjutnya, Yohanes sendiri terpilih menjadi Ketua Forpedewa melalui rapat anggota pada 23 Desember lalu.
Selain memilih ketua, rapat pada Sabtu akhir pekan lalu itu juga membahas dua agenda penting, antara lain, merumuskan Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Dasar Rumah Tangga (ADRT) Forpedewa.
Menurut Yohanes, AD dan ADRT penting dirumuskan dan ditetapkan sebagai payung hukum arah kebijakan dan perjalanan Forpedewa ke depan.
Pemuda kelahiran Biting 05 Oktober 1993 itu mengatakan, langkah selanjutnya akan mempersiapkan pelantikan dirinya beserta badan pengurus Forpedewa.
Dihubungi terpisah melalui pesan singkat (SMS), Kepala Desa Ulu Wae Yohanes Basri Sarok yang juga sebagai salah satu inisiator pembentukan forum tersebut mengapresiasi niat dan tujuan berdirinya Forpedewa.
Yohanes menjelaskan, pemuda sebagai agen perubahan adalah harapan masa depan untuk Desa Ulu Wae secara khusus dan masyarakat Matim, bahkan Negara pada umumnya.
Bagi dia, pembentukan organisasi atau forum pada tingkat desa adalah suatu pratanda bahwa orang muda mampu menjemput perubahan yang berbasis pada nilai kemampuan ilmiah. Ini tentu saja untuk pembangunan bangsa dari merosotnya Sumber Daya Manusia (SDM).
Kontributor: Leonardus Jehatu
Editor: Adrianus Aba