Atambua, Vox NTT- Umat tak hanya diberikan santapan rohani, tetapi juga diberdayakan secara ekonomi. Itulah yang dilakukan Pastor Yohanes Kristo Tara, OFM, Pastor Paroki Laktutus, Keuskupan Atambua, Kabupaten Belu, NTT.
Salah satu upaya pemberdayaan ekonomi umat itu adalah dengan membagikan bibit kopi sebanyak 12.00 pohon kopi kepada umat. Paroki juga memberikan contoh dengan menanam kopi di area seluas 5-6 hektare di bukit Laktutus. Bukit Laktutus merupakan hutan adat. Kopi-kopi ini nanti akan menjadi milik paroki.
Pastor Kristo mengatakan penanaman kopi di bukit Laktutus dilakukan pada Kamis (04/01/2018). Hadir pada kesempatan itu, Uskup Atambua Mgr Dominikus Saku, Pr; Deken Belu; Bupati Belu; SKPD Kabupaten Belu dan umat paroki Laktutus.
“Masih ada 30.000-an bibit yang akan dibagikan ke umat untuk tanam di kebun masing-masing. Mimpi besar kita, ke depan Laktutus bisa menjadi salah satu sentra pengasil kopi di Belu,” ujar Pastor Kristo dalam rilis yang diterima VoxNtt.com, Kamis malam.
Pastor Kristo menjelaskan penanaman kopi ini merupakan bagian dari program Paroki Laktutus sebagai upaya untuk meningkatkan ekonomi umat sesuai dengan potensi lokal.
Program ini juga merupakan terjemahan lanjutan dari Arah Dasar Keuskupan Atambua dengan fokus peningkatan ekonomi umat.
“Sejak tahun lalu, Paroki Laktutus menerjemahkan Arah Dasar Keuskupan ini melalui Budidaya Kopi sebagai salah satu program fokus. Umat diajak, dianimasi untuk mulai membangun kesadaran baru dalam meningkatkan ekonomi melalui budidaya tanaman jangka panjang sesuai potensi lokal, yakni kopi. Setiap kepala keluarga diwajibkan menanam kopi di kebun masing-masing, minimal 100 pohon,” ujar pastor asal Flores ini.
Program penanaman kopi ini kemudian dilanjutkan pada tahun 2018 ini. Untuk mengatasi ketersediaan bibit kopi, Paroki menggerakan umat untuk persemaian bibit sejak bulan Agustus 2017.
“Saat ini masih ada sekitar 30-ribuan bibit kopi yang akan dibagikan kepada umat untuk ditanam di kebun masing-masing sepanjang bulan Januari,” ujarnya.
Pastor Kristo mengatakan, Gereja tentu tidak bisa menyelesaikan mimpi besar peningkatan ekonomi umat sendiri. Karena itu, baik Keuskupan maupun Paroki menjadikan pemerintah setempat sebagai mitra kerja.
“Bupati Belu sendiri amat antusias mendukung dan mengintervensi program-progam Gereja yang berkaitan dengan peningkatan ekonomi dan lingkungan hidup. Misalnya, tahun ini ada 3 paroki yang mendapat dana hibah dari Pemda untuk pembangunan Gereja. Tetapi sebagai kompensasinya, Gereja mesti melakukan sejumlah kegiatan pelestarian lingkungan hidup seperti reboisasi lahan kritis atau peningkatan ekonomi (tanam kopi). Karena itu, dalam kegiatan hari ini, Bupati dan SKPD hadir bersama gereja menanam kopi di bukit Laktutus,” pungkas dia.
Sumber: press release
Editor: Adrianus Aba