Maumere, Vox NTT- Gerindra Sikka sempat mendobrak sunyinya konstalasi politik menjelang Pilkada 2018 dengan pertama sekali membuka sayembara pendaftaran bakal calon ketika partai lain masih dingin.
Alhasil sebanyak 3 pasangan calon pun mendaftarkan diri yakni pasangan Paulus Nong Susar-Firmina Sedo, pasangan Stef Say-Caesar Bhara Beri dan Yohanes Eripto Marviandi-Simon Subandi Keytimu.
Sayaratnya adalah masing-masing calon diberi wajib membawa serta partai pendukung.
Selain itu kader Gerindra wajib mencalonkan diri sebagai Bupati.
Maka ada kader Gerindra yang berpeluang menjadi bakal calon bupati dan 3 partai yang saat itu berpotensi menjadi calon koalisi, yakni PAN untuk pasangan Nong Susar-Firmina Sedo, PKB untuk pasangan Stef-Caesar dan PKPI untuk pasangan Eripto Marviandi-Simon Subandi Keytimu.
Sayangnya belakangan, pasangan yang disebut terakhir berubah dan diganti dengan pasangan Eripto Marviandi-Petrus Jelalu.
Sayangnya, ketika waktu pendaftaran hampir dimulai yakni pada Senin, 8 Januari 2018 nanti Gerindra belum juga turun wasiat dari Hambalang, dari Prabowo Subianto.
Sebelumnya, pada November 2017 lalu, Pius Lustrilanang yang merupakan Ketua DPP Gerindra dalam kunjungannya ke Sikka sebagai anggota DPR RI memberi sinyal dukungan untuk Stef Say.
Di hadapan warga Kecamatan Nita di Bloro, Pius mendo’akan Stef menjadi Bupati Sikka. Pernyataannya tersebut langsung dikoreksi.
“Kan yang hadir cuman Stef jadi saya do’akan dia, kalau Pak Nong juga hadir pasti saya do’akan” ujarnya disambut tawa masyarakat pada di Kantor Desa Bloro, Kamis, 16 November 2017 lalu.
Keesokan harinya Gerindra menggelar rapat kerja di Hotel Pelita.
Kepada wartawan usai raker Pius menyatakan Gerindra belum mengeluarkan keputusan terkait Pilkada Sikka lantaran masih menunggu partai koalisi.
Ditambahkannya, berdasarkan hasil survei, yang berpeluang besar adalah Stef dan Nong Susar.
Akan tetapi, survei tersebut belum final dan masih harus diperbaiki.
Terkait hal itu, Paulus Nong Susar yang ditemui VoxNtt.com di Kantor DPRD Sikka beberapa hari kemudian menyatakan proses di partai Gerindra masih berlangsung.
Bahkan dirinya telah menemui Ketua DPD Gerindra, Esthon Foenay untuk menanyakan kejelasan SK.
“Saya baru pulang dari Kupang, proses sedang berlangsung. Fit and Proper Test baru dilakukan dan hasilnya baru dikirim ke Jakarta,” terangnya kala itu.
Sementara itu, sambil menunggu keputusan dari Hambalang, beredar informasi bubarnya duet Stef Say-Caesar Bhara Beri.
Stef diduga sedang menjalin komunikasi dengan bakal calon Bupati yang diusung PDIP, Alexander Longginus.
Menanggapi simpang siur informasi yang berkembang di publik, Ketua DPC Gerindra, Marsel Litong kepada VoxNtt.com pada Kamis 4 Januari 2018 lalu menerangkan proses tersebut sudah jalan dan saat ini telah sampai ke DPP Gerindra.
“Proses di DPC sudah selesai sekarang kita menunggu hasil dari pusat. Ada tiga alternatif dan bisa jadi pilihan ada di luar tiga alternatif tersebut,” terangnya.
Ditambahkannya sampai saat ini belum ada satu pasangan bakal calon pun yang memastikan dukungan koalisi.
Selain itu, hasil survei tetap menjadi rujukan untuk me gambil keputusan.
“Paket Stef Say-Bhara Beri dalam perjalanannya bubar karena Bhara Beri tidak memastikan dukungan PKB, pasangan Nong Susar-Firmina Sedo belum mengantongi SK PAN, dan Eripto Marvindi-Petrus Jelalu dengarnya proses langsung ke DPD dan DPP tetapi sampai sekarang kami belum dapat hasilnya,” ujarnya.
Oleh karenanya, pihaknya menunggu siapa jago pilihan DPP. Peran Pius Lustrilanang akan mempengaruhi hasil.
“NTT 1 ini komandannya Pak Pius. Jadi kami dengar apa perintah komandan. Kita ini boleh cakar-cakaran di daerah tetapi ini wewenang DPP,” imbuhnya.
Sementara itu, Stef Say yang hubungi VoxNtt.com belum lama ini membenarkan sedang menjajaki komunikasi dengan PDIP dan Alex Longginus.
Di tempat lain, Paulus Nong Susar yang ditemui VoxNtt.com di Pasar Alok, Maumere usai Natal bersama pedagang Pasar Alok pada Sabtu (6/1/2018) menyatakan masih yakin dirinya yang akan mendapatkan SK.
“Saya belum ada rencana untuk mengambil langkah apa andai kata DPP tidak memilih saya karena saya masih yakin mendapatkan SK untuk maju pada Pilkada 2018,” terangnya.
Penulis: Are de Peskim
Editor: Adrianus Aba