Borong, Vox NTT- Puluhan petani dari Desa Paan Leleng, Kecamatan Kota Komba melakukan aksi demonstrasi di Kantor Bupati Manggarai Timur (Matim) terkait kelangkaan pupuk bersubsidi, Kamis (11/01/2018).
Aksi masyarakat itu didukung oleh Serikat Rakyat Miskin Indonesia (SRMI), GERTAK, dan LMND.
Mereka datang mendesak Bupati Matim Yosef Tote untuk segera menyelesaikan masalah kelangkaan pupuk yang terjadi sejak lama di Matim.
Tak hanya itu, para demonstran menyebut penempatan pegawai di Matim tidak sesuai kualifikasi pendidikan.
Baca: Sejak 2014 Pupuk Subsidi Tak Pernah Disalurkan ke Desa Paan Leleng
Hal itu disampaikan Koordinator Lapangan Aksi, Firman Jaya saat berorasi di depan Kantor Bupati Matim.
Menurut dia, pendistribusian pupuk di Matim tidak sesuai diharapkan karena penempatan pegawai di setiap Organisasi Perangkat Daerah (OPD) sarat nepotisme dan tidak sesuai basic pendidikan.
“Banyak pegawai yang ditempatkan tidak sesuai pendidikannya. Yang jurusan otomotif ditempatkan di Dinas Pertanian. Yang jurusan mesin ditempatkan di Pariwisata,” kata Firman.
Baca: Aktivis Dengungkan Lagu “Kematian” Saat Aksi di Kantor Bupati Matim
“Bagaimana mau urus pupuk kalau orang otomotif kerjanya di Dinas Pertanian. Makanya untuk urus pupuk mereka tidak becus,” tambahnya.
Menurut dia, hal itu terjadi dikarenakan perekrutannya menggunakan sistem MAO-Manga Ata Onen (ada orang dalam).
“Apa itu MAO. Serentak massa demo menjawab, MAO itu “manga ata onen”
Dengan keras pun massa mendengungkan kalimat “manga ata onen” hingga belasan kali.
Penulis: Nansianus Taris
Editor: Adrianus Aba