Borong, Vox NTT-Aliansi petani Desa Paan Leleng, Kecamatan Kota Komba yang tergabung dalam SRMI, LMND, dan GERTAK melakukan aksi demonstrasi menuntut peran DPRD Manggarai Timur (Matim) dalam mengatasi masalah kelangkaan pupuk.
Di DPRD Matim, para aktivis melakukan aksi dengan membakar lilin di halaman kantor itu.
Aksi Bakar lilin itu sebagai tanda belangsungkawa atas matinya peran DPRD Matim dalam memperjuangkan aspirasi masyarakat.
Massa bakar lilin juga dikarenakan tidak ada satu pun ada anggota DPRD Matim yang ada di kantor yang berlokasi di Lehong itu.
Padahal mereka sangat ingin menyampaikan aspirasi itu langsung kepada wakil rakyatnya.
Menurut mereka aspirasi itu lahir dari penderitaan dan kesengsaraan rakyat. Bukan karena ada kepentingan tertentu.
Menurut demonstran, selama ini DPRD hanya berkonspirasi dengan pemerintah untuk membohongi masyarakat dan meraup uang rakyat. Tugas DPRD sebagai wakil rakyat hanyalah sebatas simbol.
“Sama sekali kalian tidak ada peran. Padahal kalian adalah utusan rakyat untuk memperjuangkan nasib rakyat. Tapi itu sebatas janji manis yang keluar dari mulut busukmu saat berkampanye. Ketika rakyatmu datang bertemu denganmu, kalian malah kabur. Entah ke mana,” tegas Firman Jaya koordinator lapangan aksi demontrasi itu.
Tidak hanya membakar lilin, massa aksi juga mendengungkan lagu One Api Pande Nggelok.
Lagu yang biasa dinyanyikan saat misa arwah itu didengungkan sebagai tanda bahwa DPRD Matim mati.
“Saat berkampanye, kalian tidak pernah lelah berkhotbah di mana-mana. Naik gunung turun gunung tidak pernah lelah untuk mendapatkan dukungan kami. Saat rakyatmu menderita, kalian hanya berleha-leha di kursi empukmu. Matamu buta dan kupingmu tuli. Kalian bermega di atas penderitaan rakyat,” ujar Firman.
“Kami orang bodoh datang di sini, untuk menguji kalian yang pintar. Yang katanya sekolah tinggi, tetapi tidak bisa mensejahterakan rakyatmu sendiri. DPRD Matim hanya sebatas simbol dan mereka telah mati,” tambahnya dengan keras.
Penulis: Nansianus Taris
Editor: Adrianus Aba