Borong, Vox NTT- Hutan mangrove di atas lahan milik pemerintah sepanjang Pantai Borong, Kelurahan Kota Ndora, Kecamatan Borong, Kabupaten Manggarai Timur (Matim) terancam punah.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Daerah (DLH) Matim, Thomas Ngalong mengatakan sebagian besar pohon di hutan mangrove sepanjang 1 kilometer itu hilang pada pertengahan tahun 2017 lalu.
Menurut dia, sebagian pohon hilang ditebang oleh oknum yang tidak bertanggung jawab setelah pelaksanaan kegiatan Tour de Flores II pada Juli tahun 2017 lalu. Hajatan itu digelar di seputar hutan milik Pemda Matim yang berada di sisi selatan Kota Borong.
Thomas mengkhawatirkan, jika kepunahan hutan mangrove tersebut terus dibiarkan, maka berpotensi wilayah Kota Borong bakal menjadi langganan banjir ke depan. Sebab tak ada lagi yang bisa mencegah erosi dan abrasi, serta menstabilkan daerah pesisir.
Apalagi, tampak tembok penahan abrasi dan erosi air laut di Pantai Borong yang sudah dibangun Pemkab Matim sebagai besar sudah rusak dan jebol.
“Kami pernah tanam pohon flamboyan, trambesi, dan pohon waru sebelum ada Tour de Flores di sini. Tapi pohon-pohon itu sudah hilang. Sejak kegiatan Tour de Flores II, mulai sudah tebang-tebang di sini,” kata Thomas kepada sejumlah awak media di Pantai Borong, Rabu (16/01/2018).
Dia mengatakan, ke depan dinasnya akan mulai merawat kembali hutan mangrove tersebut untuk mengantisipasi banjir. Langkah konkret itu akan dilakukan dengan gerakan menanam kembali sejumlah pohon di hutan mangrove Pantai Borong.
“Tapi ini tentu harus ada kerja sama dengan dinas lain agar bersama-sama merawat tempat ini sesuai dengan fungsi dan kewenangan masing-masing,” tukas Thomas.
Penulis: Adrianus Aba