Borong, Vox NTT- Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (PK) Manggarai Timur (Matim), Frederika Soch merespon pernyataan Kepala SDN Watu Lando, Damianus Juk.
Kadis Frederika meminta agar mengurus pendidikan hendaknya tidak boleh memakai emosional.
“Mengurus pendidikan jangan pakai emosional, harus pakai kesabaran dalam mengatasi kesulitan,” ujarnya saat dihubungi VoxNtt.com, Rabu (07/02/2018).
Menurut Kadis Frederika, anggaran di Dinas PK Matim sangat terbatas.
Karena itu, pihaknya memohon kerja sama orangtua siswa sekolah yang berlokasi di Kampung Lando, Desa Lamba Keli, Kecamatan Lamba Leda itu untuk mengatasi kesulitan sarana di SDN Watu Lando.
Dikabarkan sebelumnya, pada Selasa, 6 Februari 2018, VoxNtt.com menurunkan berita berjudul; Ditelantarkan, SDN Watu Lando Nasibmu Kini.
Berita ini diturunkan dengan mengacu kepada dua pernyataan narasumber. Keduanya yakni, Rinniiy Talik yang mengaku kepada VoxNtt.com sebagai salah satu orangtua murid SDN Watu Lando dan Camat Lamba Leda Aleks Rahman.
Kedua narasumber ini menjelaskan bahwa gedung SDN yang berlokasi di Kampung Lando, Desa Lamba Keli, Kecamatan Lamba Leda, Kabupaten Manggarai Timur (Matim) itu ambruk setelah diterjang angin kencang disertai hujan lebat pekan lalu.
Baca di sini: Ditelantarkan, SDN Watu Lando Nasibmu Kini
Pada Selasa sore, VoxNtt.com mengonfirmasi Kepala SDN Watu Lando Damianus Juk terkait bencana yang menimpa sekolahnya melalui telepon.
Di awal wawancara, Kepsek Dami mengaku sudah lama sekolahnya ambruk akibat hujan disertai angin kencang.
Dikatakannya, semua ruangan kelas SDN Watu Lando dalam keadaan darurat.
Namun saat ditanya kerusakan yang perlu ditanggapi secara darurat agar anak-anak sekolah bisa kembali menjalankan kegiatan belajar mengajar (KBM), Kepsek Dami tiba-tiba naik pitam.
Baca: Diberitakan Sekolah Ambruk, Kepsek SDN Watu Lando Malah Naik Pitam
“Eh, tergantung meu pe ta ne. Nia kat gerak demeu jangan kamu timbangkan juga dengan kraengtua (dia). Co kat cara demeu pe (Tergantung kalian, Apapun pergerakan kalian, jangan pertimbangkan juga dengan saya. Itu tergantung cara kalian,” ujar Kepsek Dami dengan marah-marah dalam bahasa daerah Manggarai.
VoxNtt.com pun kembali menjelaskan pertanyaannya dan berharap Kepsek Dami menginventarisasi kebutuhan mendesak sekolahnya pasca bencana tersebut.
Namun Kepsek Dami malah kembali marah-marah. Bahkan ia menantang Kepala Dinas Pendidikan dan Kebuadayaan (P&K) Matim Frederika Soch.
“Termasuk Ibu Kadis (Kepala Dinas P&K Matim Frederika Soch) juga di bawah (di Borong) Kalau saya datang jengang, jengang (kata jengang sering diungkapkan oleh orang Manggarai yang mengarah kepada tindakan tak senonoh). Bom te bae kat otak daku ta (kamu kan tahu otak saya),” ujar Kepsek Dami dengan kalimat menantang Kadis Frederika.
“Aiks meu ta (tergantung kalian), kamu mau seperti apa. Kalau saya dalam keadaan dilema, saya kan pihak dirugikan,” tegas Dami saat ditanya kerusakan sekolahnya.
Dia mengatakan, tahun 2017 lalu SDN Watu Lando juga rusak, namun hingga kini tidak diperhatikan
“Kasih tahu teman itu, seperti itu saya punya jawab e, Jadi seperti apapun, makanya saya harus kasar ini omong, termasuk yang ada di dinas, saya kasar itu. Saya kalau kasar itu, kasar betul saya omong,” katanya lagi.
Penulis: Adrianus Aba