Ruteng, Vox NTT- Memperingati Hari Pers Nasional (HPN) yang jatuh pada Jumat, 9 Februari 2018, Koordinator Tim Pembela Demokrasi Indonesia (TPDI), Petrus Salestinus mengingatkan bahwa insan pers adalah pahlawan yang mencerdaskan bangsa.
“Peran pers luar biasa dalam membentuk karakter seseorang, membentuk karakter masyarakat dan membentuk karakter sebuah bangsa. Karena itu mari kita menghargai peran media dan para insan pers karena insan pers sesungguhnya pahlawan dalam mencerdaskan bangsa,” katanya melalui pesan WhatsApp, Jumat (9/2/2018).
Sebagai seorang advokat, dia berterima kasih atas peran pers yang begitu besar dalam menunjang perjalanan profesinya yang digeluti selama puluhan tahun itu.
“Banyak suka duka yang saya hadapi bersama insan pers ketika pada era orde baru pers dibelenggu oleh kekuasaan oteriter. Pada era itu, hanya segelintir orang yang bisa memanfaatkan peran media dan hanya sedikit media yang berani melawan kekuasaan otoriter orde baru dengan resiko dibraidel atau dicabut SITnya,” tuturnya.
“Banyak advokat yang harus masuk jeruji besi karena pernyataan kritisnya yang dimuat media begitu juga dengan wartawan dan pemrednya harus menghadapi proses hukum karena sebuah pemberitaan,” tambahnya.
Namun, lanjut Salestinus, sejak era reformasi kondisi itu serta merta hilang karena pers yang bebas telah dijamin oleh konstitusi dan undang-undang. Kebebasan pers itulah menjadi salah satu tonggak sejarah reformasi sebagaimana dirasakan saat ini.
Lebih lanjut pengacara senior itu mengatakan pers yang bebas melahirkan informasi yang bermanfaat. Saat ini, kata Salestinus, informasi adalah salah satu kebutuhan pokok, selain sandang, pangan dan papan.
“Sandang dan panganpun akan terganggu manakala tidak ada peran media atau pers yang memberi informasi akurat, cepat dan tepat sasaran mengenai persoalan sandang dan pangan,” pungkasnya.
“Oleh karena itu, hampir bisa dipastikan tidak ada lagi manusia di planet bumi ini yang hidup tanpa peran media informasi atau pers. Kita menyambut gembira dengan perkembangan kemajuan dunia informasi yang diperankan oleh insan pers karena banyak hal dapat dilakukan antara lain penyaluran informasi yang bersifat mendidik, mencerahkan, mengawasi, mengingatkan, memberi penyuluhan dan menghibur,” tegasnya.
Senada dengan Salestinus, Rohaniwan Keuskupan Ruteng sekaligus public lawyer di Manggarai, Pastor Marten Jenarut mengatakan pelaku pers adalah para cendekiawan. Sebagai cendikiawan, pelaku pers dituntut menginformasikan hal yang benar dan kritis.
“Pers dengan peran seperti ini akan menciptakan social control sekaligus social change menuju masyarakat yang cerdas dan bermutu dalam semua aspek kehidupan,” kata Jenarut.
Kontributor: Ano Parman
Editor: Adrianus Aba