Soe, Vox NTT- Pasangan calon gubernur dan wakil gubernur NTT, Benny K Harman dan Benny A Litelnoni (Harmoni) berjanji akan menyelesaikan tiga masalah pokok yakni kemiskinan, anak putus sekolah dan masalah human trafficking (perdagangan orang).
Hal tersebut disampaikan Benny K Harman dalam orasi politiknya di hadapan 5000 massa pendukungnya pada acara deklarasi pasangan koalisi kebhinekaan Paket Harmoni di Gedung Olahraga (GOR) Nekmese Soe, Sabtu (10/02/2018).
Menurut BKH, ketiga persoalan mendasar tersebut bermula dari tidak tersedianya lapangan pekerjaan bagi masyarakat di Provinsi NTT.
“Masalah yang kita jumpai di NTT, khususnya di TTS adalah kemiskinan, anak putus sekolah dan human trafficking sebagai akibat dari ketidaktersediaan lapangan pekerjaan,” tegas mantan wakil ketua Komisi III DPR RI itu.
Ketidaktersediaan lapangan pekerjaan tersebut kata BKH, menyebabkan banyak anak usia muda terpaksa harus menjadi TKI/TKW yang memunculkan masalah human trafficking.
Ketiadaaan lapangan pekerjaan membuat banyak masyarakat tak ada penghasilan. Sehingga, tidak sanggup membiayai anak untuk melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi.
Selain itu, tidak sanggup membiayai kesehatan dan tidak memperoleh penghidupan yang layak.
Kata BKH, NTT sudah menjadi kategori provinsi termiskin ketiga dari 33 provinsi di Indonesia.
Jika terpilih menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur NTT, Paket Harmoni akan menciptakan 100 ribu lapangan pekerjaan dengan cara mendirikan balai latihan kerja (BLK).
Hal itu agar setiap anak usia kerja wajib mengikuti latihan kerja. Selanjutnya akan diberikan modal pinjaman tanpa jaminan untuk membuka lapangan kerja sendiri demi menghidupi keluarga.
“Jika saya dan pa Benny Litelnoni terpilih kami akan membuka BLK -BLK agar anak-anak kita yang sudah dewasa wajib mengikuti pelatihan sehingga setelah selesai bisa membuka lapangan pekerjaan sendiri dengam modal yang akan dipinjamkan tanpa ada jaminan,” janji BKH.
Pada acara deklarasi tersebut juga dihadiri tiga Ketua Partai Koalisi dan Bupati Belu Wilybrodus Lay.
Penulis: Paul Resi
Editor: Adrianus Aba