Ende, Vox NTT-Setidaknya ada enam tokoh adat (Mosalaki) asal Lio, Kecamatan Wolowaru yang mengalih dukungan ke pasangan Marselinus Y. W. Petu dan H. Djafar Haji Achmad.
Keenam Mosalaki dimaksud diantaranya, Mosalaki Pu’u Lisedetu, Mosalaki Ine Ame Pu’u Tana Lise, Mosalaki Lise Lowobora, Mosalaki Niramesi, Mosalaki Ine Ame Mbuli Waralau dan Mosalaki Mbuli Lowogheta.
Para Mosalaki ini menyatakan dukungan di Desa Sanggaroro, Kecamatan Nangapanda pada kampanye perdana terbatas paket Marsel-Djafar, Jumat, (16/02/2018).
Mosalaki Pu’u Lisedetu, Rizal Patty, dalam acara itu menegaskan bahwa masyarakat sudah cerdas memilih pemimpin yang membuktikan dengan membangun infrastruktur prioritas. Salah satu yang disebut Rizal adalah jalan dan jembatan.
“Sekarang orang ke kebun tidak lagi jalan kaki. Petani sudah pakai motor karena jalan tani sudah dibangun. Contoh lagi, jembatan Likanaka, sudah dibangun dan masyarakat sudah merasakan,”
ucap dia dihadapan warga Nangapanda.
Rizal pun mengkritisi pembangunan pemimpin sebelumnya yang dinilai berjalan di tempat. Bahkan, tidak ada pembangunan apapun di wilayah Kecamatan Wolowaru.
Dengan demikian, ia mengajak seluruh masyarakat Nangapanda untuk menentukan sikap terhadap pemimpin yang pro rakyat. Pemimpin yang benar-benar membuktikan demi kesejahteraan masyarakat.
“Paket ini (Marsel-Djafar, red) sudah menjadi pilihan kita. Kita usulkan untuk pimpin lagi lima tahun, sehingga beberapa pembangunan yang belum dilanjutkan dapat dilaksanakan secara tuntas,”
ucap Rizal disambut tepukkan tangan.
Rizal mengakui pada pilkada sebelumnya sebagian besar warga Wolowaru tidak memilih paket Marsel-Djafar. Karena pasangan ini sudah membuktikan dengan berbagai pembangunan di Wolowaru, maka para Mosalaki mengalih dukungan ke Paket Marsel-Djafar.
Sementara warga Nangapanda yang memadati gubuk itu serentak berteriak untuk memenangkan paket Marsel-Djafar. Mereka berkomitmen menang 80 persen.
“80 persen menang, 80 persen pak,” teriak warga usai ditanya komitmen memenangkan paket Marsel-Djafar di Kecamatan Nangapanda.
Penulis: Ian Bala
Editor: Adrianus Aba