Borong, Vox NTT- Pasangan Marselis Sarimin dan Paskalis Sirajudin (Paket Merpati), calon bupati dan wakil bupati Manggarai Timur (Matim) periode 2018-2023 berkomitmen akan menata kualitas pendidikan di kabupaten itu.
Calon Wabup Paket Merpati Paskalis Sirajudin mengatakan, lembaga pendidikan mulai dari PAUD, Tkk, SD, hingga SMP di Matim akan ditata dengan baik jika keduanya terpilih pada Pilkada 27 Juni 2018 mendatang.
“Kalau kami terpilih nanti, terhadap sekolah-sekolah, baik dari tingkat PAUD, TK, SD dan SMP akan kita tata kembali,” kata Paskalis saat dikonfirmasi VoxNtt.com, Selasa (20/02/2018).
Dia berjanji akan membangun sarana dan prasarana pendidikan, termasuk infrastruktur dasar seperti jalan, air, listrik untuk seluruh tingkatan lembaga pendidikan yang menjadi kewenangan pemerintah kabupaten.
Data yang dihimpun hingga kini memang total SD dan SMP Negeri dan Swasta di Matim mencapai 363 sekolah, di mana terdapat 5 SD dan 19 SMP di antaranya belum memiliki gedung.
Tak hanya menata gedung, sarana dan prasaran, Paket Merpati juga berkomitmen akan meningkatkan kualitas dan kuantitas guru dan tenaga kependidikan agar sesuai dengan standart mutu pendidikan.
Paskalis mengatakan, pihaknya juga akan menggali dana tambahan untuk meningkatkan penghasilan guru-guru honorer daerah.
“Bila dibutuhkan untuk memenuhi standar pelayanan pendidikan, kita upayakan pengangkatan tenaga komite untuk dibiayai oleh dana Bosda,” kata mantan Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (DPMD) Matim itu.
Sedangkan untuk pendidikan tingkat SMA dan SMK, lanjut Paskalis, Paket Merpati akan berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi NTT untuk menata mutu ke arah yang lebih baik.
Solusi Merpati dalam Pelayanan Bosda
Paskalis Sirajudin menegaskan, Paket Merpati akan membuat kebijakan dalam penerimaan Bosda bagi para guru SD dan SMP.
Menurut dia, apabila tidak bertentangan dengan peraturan yang berlaku, maka dengan Perbup akan diatur untuk memberikan pelayanan yang lebih dekat ke tempat tugas dari masing-masing guru dan tenaga kependidikan.
Pelayanan penerimaan Bosda kata dia, bisa melalui perwakilan dinas di setiap kecamatan atau diantar langsung oleh petugas dari dinas ke lokasi-lokasi yang terdekat dengan tempat tugas para guru dan tenaga kependidikan, terutama yang berhak atas dana Bosda tersebut.
“Atau juga apabila memungkinkan dan tidak bertentangan dengan peraturan yang berlaku, dapat ditransfer melalui rekening masing-masing, sejauh yang bersangkutan telah memenuhi persyaratan-persyaratan yang diwajibkan,” tukas Sirajudin.
Upaya tersebut dilakukan menyusul adanya keluhan guru-guru yang terpaksa harus datang ke Borong, ibu kota Matim untuk menerima gaji Bosda setiap tiga bulannya.
Baca: Berikut 11 Program Unggulan Paket Merpati untuk Matim
Jarak tempuh yang begitu jauh, ditambah lagi topografi Kabupaten Matim yang cukup menantang membuat para guru tak jarang mengeluh jika datang ke Borong.
Jika penerimaan gaji Bosda terus dilakukan di Borong, maka bisa dipastikan konsentrasi para guru di sekolah terganggu.
Sebab, mereka terpaksa harus meninggalkan sekolah dalam satu hingga dua hari, bahkan lebih untuk datang menerima gaji di Borong. (AA)