Larantuka, Vox NTT-Namanya Aba begitu Ia disapa, lengkapnya Aloisius B. Koten. Lelaki yang kini berusia 36 tahun ini mulai merintis usaha di bidang peternakan burung Puyuh.
Kegembiraan begitu terpancar dari wajahnya ketika menyambut kedatangan VoxNtt.com (Selasa, 20/02/2018) di kediamannya yang beralamat, RT 04/RW 02, Kelurahan Sarotari Timur, Kecamatan Larantuka, Flotim.
Aba adalah salah satu dari 3 orang muda yang diutus oleh Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Kabupaten Flores Timur, untuk mengikuti pelatihan ternak burung Puyuh di Pusat Pelatihan Pertanian dan Pedesaan Swadaya (P4S), Sukabumi, Jawa Barat beberapa waktu lalu.
“Pengalaman yang menarik adalah kita bertemu dengan para tutor yang merupakan para pengusaha ternak Puyuh yang sukses. Hal ini tentu membangkitkan kembali motivasi untuk berwirausaha lewat beternak burung Puyuh,” ungkap Aba mengulas kembali kesannya selama mengikuti kegiatan pelatihan tersebut.
Ada banyak materi pelatihan yang dia ikuti bersama teman-temannya, antara lain, yakni pelatihan membuat kandang burung Puyuh, pelatihan membuat sangkar Puyuh, pengolahan pakan Puyuh, pengolahan daging Puyuh, dan pemanfaatan kotoran ternak burung Puyuh sebagai makanan ikan.
Materi pelatihan ini menambah wawasan mereka untuk lebih terampil dan mengembang usaha ternak burung Puyuh.
“Kami mengikuti pelatihan selama 4 hari, dari tanggal 8 Februari- 11 Februari 2018. Selama di sana kami didampingi oleh 4 tutor, yakni Bapak Slamet Mulyadi, Kristanto, Iwan, dan Pak Bram. Mereka adalah pengusahaternak burung Puyuh yang sukses di Sukabumi,” cerita Aba dengan semangat.
Pernah Gagal Karena Kekurangan Pakan Puyuh
Mimpi Aba untuk menjadi pengusaha ternak burung Puyuh sesungguhnya sudah ditanamkannya sejak tamat Sekolah Menengah Atas (SMA).
Ia bertekad untuk kembali menghidupkan usaha ternak Puyuh yang pernah dikembangkan ayahnya, Gaspar Ratu Koten seorang pensiunan Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Dinas Peternakan Flotim.
“Dulu, pada tahun 1999 bapak,pernah membuka usaha ternak burung Puyuh. Usaha ternak Puyuh ini berjalan hingga belasan tahun. Pernah mengalami masa sukses di tahun 2000 hingga tahun 2012. Namun usaha ternak Puyuh ini tidak dijalankan lagi di tahun 2013 karena kekurangan pakan ternak puyuh,” kata Aba.
Dia menceritakan, awalnya bibit burung Puyuh didatangkan dari Dinas Peternakan Propinsi (Kupang) sebanyak 250 ekor. Bibit ini dikembangkan menjadi 500 ekor Puyuh, yakni: 400 ekor betina dan 100 ekor jantan. Setiap hari dapat menghasil 360 butir atau 4 papan telur.
Waktu itu telur puyuh dihargai dengan Rp. 10.000,00 untuk 25 butir telur. Pemasarannya ditangani langsung oleh Ayahnya dengan menjual di kantor-kantor.
Namun lambat laun para pembeli langsung mendatangi tempat peternakan.
“Sewaktu tamat SMA saya selalu membantu ayah menjual telur Puyuh”, kisah Aba.
Namun kisah itu berujung pahit pada tahun 2013 silam. Usaha Ternak Puyuh yang dijalankan oleh ayahnya harus gulung tikar karena kekurangan pakan ternak puyuh.
“Waktu itu pakan ternak Puyuh hanya dijual di Toko Sentral Larantuka. Untuk 500 ekor burung puyuh, 1 hari dapat menghabiskan 17 Kg pakan. 1 ton pakan dihabiskan kira-kira 2 bulan lamanya. Waktu itu ayah adalah satu-satunya peternak puyuh di Flores Timur. Mungkin karena tak mau merugi sehingga toko penyedia pakan ternak itu tak lagi mendatangkan pakan ternak Puyuh”, Keluhnya.
Harapan Yang Kembali Tumbuh
Setelah 5 tahun berjalan, mimpi besarnya untuk menghidupkan kembali Usaha Ternak Puyuh yang pernah dilakukan ayahnya, mendapat titik terang.
Ia dihubungi oleh pegawai Dinas Koperasi dan UKM Flotim, untuk mengikuti pelatihan ternak burung puyuh bersama 2 orang muda lainnya, yakni Fhilipus Tukan dari kelurahan Waibalun dan Yosef Ua Doren dari desa Lewoloba.
Ia mengaku sangat gembira karena tak disangka-sangka diutus oleh Dinas Koperasi untuk mengikuti Pelatihan beternak Puyuh di Sukabumi, Jawa Barat.
“Saya juga kaget dihubungi oleh pegawai Koperasi, menjadi salah satu keterwakilan di Flotim mengikuti pelatihan ini. Saya pernah mengikuti pelatihan dan motivasi yang dilakukan oleh PEMDA Flotim bagi 500 orang muda Flotim di Aula Gor Weri tahun lalu. Saat itu saya tampil bertanya soal bagaimana mendapatkan modal usaha ternak burung puyuh. Mungkin dari moment itu, sehingga saya di tentukan sebagai salah satu orang muda yang mengikuti pelatihan ini” ungkap Aba.
Dinas Koperasi dan UKM Flotim memberi dukungan dengan menyumbangkan bahan-bahan dan peralatan seperti kayu dan tripleks untuk pembuatan oven telur, kandang, dan sangkar burung Puyuh.
Sekarang ia memliki 2 buah Oven (Pemanas Telur) yang dilengkapi dengan alat pengukur suhu. Sebagai langkah awal usahanya, ia dapatkan bantuan 1.000 butir telur Puyuh. Semuanya adalah sumbangan dari Dinas Koperasi dan UKM Flotim. Bantuan yang sama juga diberikan kepada duarekannya, orang mudaFlotim yang mengikuti pelatihan di Sukabumi.
Ia sangat yakin bahwa usaha budidaya ternak Puyuh adalah salah satu peluang usaha yang menjanjikan di Flores Timur.
Selain Telur Puyuh yang sudah diketahui memiliki kandungan nutrisi dan gizi yang tinggi, dagingnya juga memiliki cita rasa yang enak dan gurih.
Meningkatnya wisata kuliner di Flores Timur tentunya dari waktu ke waktu permintaan konsumsi telur dan daging Puyuh akan meningkat.
Pengusaha muda ini mengapresiasi program “Selamatkan Orang Muda” yang digagas oleh bupati dan wakil bupati Flotim, yakni bapak Anton Gege Hajon dan Agustinus Payong Boli.
“Sebagai orang muda, secara pribadi saya sangat tertarik dengan program Pemerintah daerah Flores Timur. Melalui program ini orang muda Flotim diajak untuk berani berwirausaha” ungkap Aba yang aktif di Organisasi Pemuda Katolik Komisariat Cabang Flores Timur ini.
Aba juga menitipkan pesan kepada Pemerintah Daerah Flotim agar kedepannya dapat memperhatikan ketersediaan pakan ternak Puyuh di Flores Timur sehingga usaha jenis ini tetap bertahan dan berkembang lebih baik.
Penulis: Sutomo Hurint
Editor: Irvan K