Mbay, Vox NTT- Penanganan bencana alam yang terjadi di Kabupaten Nagekeo belum berjalan secara optimal sesuai harapan masyarakat.
Hal itu dipicu oleh karena sejumlah permasalahan pelik. Permasalahan-permasalahan itu seperti, pertama, masih kurangnya kapasitas sumber daya aparatur dalam penanggulangan bencana. Kedua, masih kurangnya sarana dan prasarana penanggulangan bencana yang memadai. Ketiga, masih kurangnya alokasi anggaran dalam penanggulangan bencana dan koordinasi lintas sektor.
Demikian disampaikan Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Nagekeo, Bernabas Lambar saat menyampaikan materinya dalam kegiatan mitigasi dalam rangka perlindungan lokasi rawan bencana di Kabupaten Nagekeo tahun 2018 yang berlangsung di Hotel Sasandi – Mbay, belum lama ini.
Menurut Lambar, kondisi yang diharapkan masyarakat dalam jangka waktu antara lain, meningkatnya kapasitas sumber daya aparatur dalam penanggulangan bencana.
Lalu, sarana dan prasarana yang memadai didukung dengan pemenfaatan teknologi dalam penanggulangan bencana.
Kemudian, pembahasan dan pengolahan data dan informasi potensi atau daerah rawan bencana, serta optimalisasi peran forum pengurangan risiko bencana.
Lambar menambahkan, harapan jangka pendek yakni adanya peningkatan kapasitas sumber daya manusia apartur melalui bimbingan teknis dan melaksanakan sosialisasi informasi potensi bencana.
Sedangkan, output jangka menengah, target yang mau dicapai BPBD Nagekeo yakni mengintervensi daerah-daerah rawan bencana.
Lalu, koordinasi lintas sektor dan kolaborasi dengan LSM/NGO yang berkaitan dengan masalah bencana dan memberikan pelatihan kepada relawan dan pengurus desa tangguh bencana.
Sementara, output jangka panjang yakni adanya penguatan kelembagaan BPBD dan meningkatkan sarana dan prasarana untuk penanggulangan bencana.
Selain itu, tersedianya database daerah-daerah rawan bencana dan pembentukan tim reaksi cepat (TRC) penanggulangan bencana.
Penulis: Arkadius Togo
Editor: Adrianus Aba