Kefamenanu, Vox NTT-Rektor Universitas Negeri Timor (Unimor), Prof. Sirilus Seran didesak untuk segera memberhentikan salah seorang oknum dosen berinisial YND yang diduga menganiaya seorang mahasiswa pada Jumat (16/03/2018).
Dosen yang mengasuh mata kuliah metodologi penelitian di Fakultas Ilmu Pendidikan tersebut dilaporkan menganiaya mahasiswa program studi Matematika semester VI bernama Rui Borges. Insiden ini terjadi saat proses perkuliahan berlangsung.
Menanggapi peristiwa itu, belasan mahasiswa Unimor yang tergabung dalam Forum Mahasiswa Unimor Anti Eksploitasi (FMUAE) mengadakan aksi damai di depan gedung rektorat kampus tersebut pada Selasa (20/03/2018).
Pantauan VoxNtt.com, sebelum menggelar aksi di depan gedung rektorat Unimor, belasan mahasiswa tersebut terlebih dahulu berkumpul di depan kampus Fakultas Ilmu Pendidikan.
Setelah berorasi beberapa saat di depan gedung rektorat, massa aksi langsung dipersilahkan masuk ke dalam ruangan untuk melakukan dialog dengan wakil rektor III bidang kemahasiswaan, Agustinus Agung Dethan.
Rui Borges, mahasiswa yang menjadi korban penganiayaan di hadapan wakil rektor III menjelaskan awalnya pada tanggal 9 Maret 2018, dosen Y memberi kuliah kepada mahasiswa. Dalam perkuliahan tersebut, dosen Y membentuk mahasiswa dalam beberapa kelompok kemudian memberikan tugas untuk membedah jurnal dari berbagai sumber guna dipresentasikan dalam bentuk power point pada tanggal 16 maret 2018.
“Kami hanya disuruh untuk membuat power point tanpa suruh print out” tutur Borges.
Namun pada proses perkuliahan yang berlangsung pada 16 Maret, lanjut Borges, sang dosen malah meminta print out dari tugas yang sudah dibuat.
Beberapa kelompok yang tidak memprint-out tugas diperintahkan keluar ruangan oleh oknum dosen tersebut.
Saat giliran kelompoknya untuk melakukan presentasi, Borges menyampaikan kepada dosen Yohanis bahwa kelompoknya sudah membuat tugas yang diberikan dalam bentuk power point.
Namun dosen Yohanis tetap meminta kelompoknya untuk memberikan print out dari tugas yang sudah dibuat.
Lantaran kelompoknya tidak membawa print out, dosen Y langsung marah sembari mengatakan “Kalian pikir saya komputer ka”.
“Setelah pak dosen omong seperti itu, saya langsung duduk tapi pak dosen sempat bilang lagi kalau ‘kau mau pi demo na pi sudah’. Jadi saya jawab kalau itu urusan pribadi saya” kisah Borges.
Setelah dirinya selesai menjawab, tutur Borges, dosen Y spontan berdiri dan hendak memukul dirinya.
Namun sebelum sampai di tempatnya duduk, dosen Y menendang kursi yang berada di depannya hingga jatuh dan mengenai kakinya hingga luka.
Setelah itu dosen Y langsung mengangkat lagi kursi untuk memukul Borges namun langsung ditahan oleh mahasiswa lain sehingga insiden tersebut tidak berlanjut.
Lebih jauh Borges menjelaskan bahwa pasca kejadian tersebut dirinya langsung melapor ke ketua program studi matematika.
Lantaran tidak mendapat respon positif, Borges langsung melaporkan insiden yang dialaminya kepada wakil dekan III bagian kemahasiswaan.
Pada Senin 19 Maret 2018, Borges dipanggil oleh ketua program studi untuk menyelesaikan persoalan tersebut.
Namun di depan ketua program studi, dosen Y secara tegas membantah bahwa dirinya melakukan penganiayaan terhadap Borges.
Wakil rektor III Unimor, Agustinus Agung Dethan saat diwawancarai awak media usai berdialog dengan massa aksi menegaskan pihaknya pasti akan menindaklanjuti pengaduan yang disampaikan oleh massa aksi tersebut.
Namun saat ini pihaknya belum bisa mengambil keputusan apapun lantaran masih harus menunggu klarifikasi dari dosen yang bersangkutan.
“Kita pasti akan menindaklanjuti tapi kan kita harus tunggu klarifikasi dari dosen yang bersangkutan karena kita tidak mungkin ambil keputusan tanpa klarifikasi dua belah pihak” tegas Agustinus.
Terpisah dosen YND saat dikonfirmasi media ini via telepon membantah keras tudingan bahwa dirinya melakukan penganiayaan terhadap mahasiswanya.
Menurutnya informasi yang disampaikan tersebut hanyalah fitnah. Ia menyarankan agar wartawan media ini jika ingin membuktikan kebenaran pernyataannya bisa meminta informasi kepada sesama mahasiswa yang saat itu mengikuti proses perkuliahan dengan Rui Borges.
“Jangan langsung percaya saya atau Rui Borges, untuk lebih jelas bisa tanyakan langsung ke-37 mahasiswa yang saat itu sama-sama ikut proses perkuliahan” ucapnya.
“Patut dicatat juga, dia itu (Baca: Rui Borges) merupakan salah satu mahasiswa penerima beasiswa bidik misi, uang beasiswa dikemanakan kalau print out tugas beberapa lembar saja tidak bisa atau jangan-jangan uangnya dipakai untuk provokasi mahasiswa lain untuk lakukan demo?” tandas Y.
Penulis:Eman Tabean
Editor: Irvan K