Borong, Vox NTT- Salah satu peserta debat calon bupati dan wakil bupati Manggarai Timur di lapangan sepak bola SMAK Pancasila, Jumat, 6 April 2018, adalah pasangan Bonifasius Uha dan Fransiskus Anggal.
Saat debat, pasangan yang akrab disebut Paket Nera itu memaparkan tiga program prioritas, dimana salah satunya memberikan pendidikan gratis mulai dari TK, SD, sampai SMP.
Calon bupati Paket Nera Bonifasius Uha menegaskan, pendidikan gratis bukan sekedar janji dan omong kosong, tetapi sumpah dia dengan Frans Anggal.
Menurut Bone Uha, masyarakat Manggarai Timur sudah miskin lalu dibebankan lagi dengan pungutan biaya pendidikan yang besar.
“Maka, saya dan pa Frans berjanj, kalau kami terpilih, kami akan melakukan pendidikan yang gratis di Manggarai Timur dengan melihat APBD kita. APBD kita memang kecil, tetapi kita akan menghemat pada beberapa belanja di tingkat SKPD untuk bisa mengatur atau menjelang pemberian pendidikan gratis di Manggarai Timur. Sehingga menurut kami, pendidikan gratis itu bukan omong kosong, tetapi sumpah buat paket Nera,” tegas politisi PBB itu.
Bone menambahkan, bagi Paket Nera, tawaran apa pun yang sudah dicanangkan harus dilaksanakan.
“APBD kita adalah untuk pendidikan gratis kita butuh 35 sampai 50 miliar. Dari mana angka itu? Mengandaikan, tahun ini ada Pilkada Matim dan dana hibah kita 30 M. Kalau 30 M sudah ada, tinggal tahun depan kita bilang, uang ini persiapan pendidikan gratis, ditambah dari penghematan belanja. Misalnya, perjalanan kita ke Jakarta. Belanja pembelian kendaraan dinas di Matim, cukup. Yang ada kita perhatikan rakyat Manggarai Timur sekarang ini,” papar Bone Uha.
Baca: Warga Rewung Sambut Meriah Paket Nera
Dalam kesempatan tersebut dia juga menyentil soal ada bangunan di bidang pendidikan. Selama ini, katanya, kegiatan untuk pembangunan gedung selalu bersumber dari DAK. Sebaiknya ke depan juga menyiapkan DAU untuk membangun gedung SD.
Baca Juga: Mikrofon Buruk Sempat Ganggu Debat Cakada Matim
“Itu anggaran seperti SMA dulu kita siapkan lima miliar untuk 13 SMA. Dan kemungkinan besar kami akan menyiapkan alokasi anggaran dari DAU untuk pembangunan gedung, sehingga tidak terkesan kalau berharap dari DAK juknisnya ditentukan rehabilitasi padahal di sini kita bangun gedung baru,” jelas Bone.
Penulis: Nansianus Taris