Borong, Vox NTT- Anggota DPRD Manggarai Timur (Matim), Mensi Anam turut menyoroti kerusakan ruas jalan Benteng Jawa-Golo Waso.
Pasalnya, ruas itu terindikasi bermasalah sehingga perlu kiranya Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Matim segera mengambil sikap.
“Proyek ini terindikasi bermasalah. Pertanyaan intinya adalah mengapa tidak dilakukan Final Hand Over (FHO) atau serah terima akhir? Kok Dinas PUPR memilih diam? Ini harus dijelaskan oleh Dinas PUPR,” katanya melalui pesan WhatsApp, Sabtu (7/4/2018).
“Apa langkah konkret Dinas PUPR terhadap kontraktor tersebut? Sekarang musim hujan hendak berakhir, kapan itu dikerjakan? Saran saya Dinas PUPR segera panggil kontraktor tersebut untuk tuntaskan semua tahapan pekerjaan fisik dan administrasinya,” tambahnya.
Lebih lanjut Ketua DPC Hanura itu juga mengingatkan bahwa jalur tersebut mempunyai mobilitas tinggi sehingga perlu segera diperhatikan.
“Saya ingatkan Dinas PUPR segera ambil sikap,” tegasnya.
Sebagaimana dikabarkan sebelumnya, proyek pembangunan aspal jalan Benteng Jawa-Golo Waso, Desa Tengku Leda, Kecamatan Lamba Leda, Kabupaten Manggarai Timur kini sudah rusak.
Miris memang, sebab baru dikerjakan sekitar tahun 2016 lalu.
Sebelumnya pula kondisi aspal pada ruas ini tidak bertahan lama dan cepat rusak.
Pantauan VoxNtt.com, Jumat (23/03/2018), di beberapa titik konstruksi jalan yang sebelumnya tersusun dari batu kerikil, pasir dan bahan-bahan agregat, kemudian direkatkan oleh semen aspal tampak sudah tidak lagi berbekas.
Kerusakan itu terutama terdapat di beberapa titik. Sedangkan sebagian lainnya tampak kondisi aspalnya masih bagus.
Kerusakan paling parah, terjadi di dua tikungan Wae Rangga.
Kerikil sisa aspal sudah terkupas keluar dan hanya menyisakan batu telford yang sangat licin.
Tak hanya kerikil yang sudah terkupas, salah satu deker di dekat Kampung Golo Waso juga tampak sudah jebol.
Ada sebagian titik pula, aspal sudah pecah-pecah dan tampak moncong tengah jalan.
Secara kasat mata kerusakan aspal jalan Benteng Jawa-Golo Waso tersebut disebabkan karena genangan air.
Air meresap dan memecahkan molekul aspal ke bentuk yang lebih kecil lagi sehingga daya rekatnya menjadi berkurang. Akibatnya, kerikil dan agregat lainnya pecah-pecah dan terkupas keluar.
Air masuk ke badan jalan di beberapa titik diduga karena tidak ada saluran air di samping aspal. Sehingga, saat musim hujan air dengan leluasa mengalir bebas di badan jalan.
Apalagi, hampir setiap hari intensitas transportasi di atas ruas Benteng-Golo Waso cukup tinggi. Kondisi bangunan aspal tampak tidak kuat menahan bebannya kendaraan setiap hari di atas ruas jalan tersebut.
Beberapa pengendara roda dua saat berbincang-bincang dengan VoxNtt.com mengeluh dengan kerusakan aspal jalan Benteng Jawa-Golo Waso. Tak jarang banyak sepeda motor jatuh pada batu yang licin di tikungan Wae Rangga.
Hingga kini belum diketahui pasti berapa total anggaran yang dikucurkan dalam pembangunan aspal jalan tersebut.
Namun berdasarkan penelusuran VoxNtt.com di website LPSE Manggarai Timur pada tahun 2016 lalu, nomenklatur pembangunan jalan tersebut yakni peningkatan jalan Benteng Jawa-Necak.
Proyek tersebut dikerjakan oleh CV Pacifik Raya dengan pagu sebesar Rp 1.000.000.000 dari APBD Manggarai Timur tahun 2016 lalu.
Kontributor: Ano Parman
Editor: Adrianus Aba