Mbay, Vox NTT-Sebagian besar tanaman jagung milik petani di Kelurahan Towak, Kecamatan Aesesa, Kabupaten Nagekeo pada tahun 2018 ini mengalami gagal panen.
Penyebabnya karena curah hujan yang tidak menentu selama beberapa bulan belakangan ini.
“Warga Towak tahun ini banyak yang gagal panen jagung. Karena curah hujan tidak stabil,” ujar Lurah Towak, Ngebu Raimundus kepada VoxNtt.com di ruang kerjanya, belum lama ini.
Pada Desember 2017 lalu, kata dia, warga Towak menanam jagung, berhubung saat itu curah hujan masih tinggi.
Namun setelah jagung ditanam, hujan berhenti. Akibatnya, banyak jagung milik warga yang sudah tumbuh bahkan ada yang sudah berbunga menjadi kering.
Raimundus mengaku, biasanya kalau hujan normal hasil tanaman jagung sangat baik. Pada saat musim panen, jagung masyarakat di Kelurahan Towak sangat melimpah dan rata-rata satu hektare bisa menghasilkan 12 ton.
Menurut dia, warga Kelurahan Towak hanya bisa pasrah menghadapi situasi gagal panen tersebut.
“Mau menyelamatkan tanaman jagung dengan cara apalagi. Masyarakat hanya berpasrah, karena tidak ada cara lain,” katanya.
Raimundus menambahkan, selama dua pekan terakhir ini cuaca terasa sangat panas di Kelurahan Towak lantaran tak ada hujan.
Hal ini tentu saja sangat berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya.
Pada tahun sebelumnya, biasanya di bulan April curah hujan masih cukup tinggi.
Atas kondisi itu, Lurah Raimundus berjanji akan melaporkan ke Dinas Pertanian Kabupaten Nagekeo.
Dia berharap, pihak dinas dapat mengambil langkah yang tepat sebagai upaya mengatasi gagal panen ini.
Terpisah, warga Towak Tian Meta membenarkan jagung-jagung milik warga mengalami gagal panen.
Padahal sebelumnya Tian pernah memanen jagung di kebun yang luasnya kurang lebih setengah hektare bisa menghasilkan 1 ton lebih.
Namun sekarang merosot drastis dan hanya bisa memanen dua karung berukuran 50 kg saja.
“Kalau tahun sebelumnya kita panen jagung berlimpah ruah. Namum sekarang rata-rata setiap kebun tidak ada hasil jagung,” ujarnya.
Penulis: Arkadius Togo
Editor: Adrianus Aba