Ruteng, Vox NTT- Lumrah, jika siswa melakukan euforia setelah melaksanakan ujian nasional (UN). Kendati memang ada sebagian siswa yang merayakan UN secara biasa tanpa tindakan aktif.
Namun tidak bisa dipungkiri banyak siswa yang melakukan selebrasi dengan cara berkonvoi ramai-ramai dengan menggunakan sepeda motor. Lalu, mencorat-coret baju mereka dengan cat atau spidol. Ada juga yang berjoget dan membuat pesta.
Terkadang aksi euforia ini tidak bermanfaat untuk lingkungan sendiri, bahkan bisa berujung pada mengganggu kenyamanan orang lain.
Namun di SMPN 10 Ruteng, Kecamatan Ruteng, Kabupaten Manggarai punya cara tersendiri untuk mengantisipasi euforia berlebihan para siswanya yang telah melaksanakan UN tahun 2018 ini.
Kepala SMPN 10 Ruteng Magut R.S.Yosef mengaku, dirinya berpikir serius untuk mengantisipasi tindakan tak terpuji para siswanya jauh sebelum pelaksanaan UN tahun 2018 ini.
Terobosan baru ini dibuatnya dengan cara mengundang para orangtua siswa kelas III untuk melakukan pertemuan di sekolah yang berlokasi di Kampung Rai, Desa Rai, Kecamatan Ruteng itu.
Pertemuan itu bertujuan agar setelah melaksanakan UN, para orangtua siswa sendiri yang menjemput anaknya di sekolah.
“Tadi di sekolah setelah ujian, orangtua masing-masing siswa datang jemput. Sehingga anak-anak didampingi dan tidak melakukan ugal-ugalan di jalan,” kata Yosef kepada para awak media di Kantor Dinas Pendidikan Manggarai, Kamis siang (26/04/2018).
Pelaksanaan UN SMP kali ini dijalankan selama 4 hari pada 23-26 April 2018. Di SMPN 10 Ruteng sendiri, orangtua siswa dan pihak lembaga sepakat untuk merayakan UN di sekolah pada hari terakhir.
“Tadi ada acara penyerahan anak dari sekolah kepada orangtua, sekaligus ucapan terima kasih orangtua kepada sekolah,” aku Yosef.
Kendati tahun sebelumnya tidak ada tindakan anarkis para siswanya, namun pihak Yosef tetap melakukan terobosan baru ini sebagai langkah antisipasi.
Para orangtua datang ke sekolah dan menjemput sendiri anak mereka, sehingga tidak ada peluang bagi siswa untuk melakukan selebrasi berlebihan.
Selain dijemput orangtua, kata Yosef, di hari terakhir pelaksanaan UN para guru tetap memeriksa setiap siswa, kemungkinan membawa spidol untuk mencoret baju seragam sekolah dan benda-benda lain untuk melakukan selebrasi pasca UN.
“Alhasil siswa tidak membuat onar. Pelaksanaan UN di SMPN 10 Ruteng selama beberapa hari ini aman dan lancar, tidak ada halangan. Jumlah peserta UN sebanyak 144 siswa, perempuan 86 dan sisanya laki-laki,” katanya.
Penulis: Adrianus Aba