Borong, Vox NTT- Dinas Kesehatan Kabupaten Manggarai Timur mendapatkan penghargaan dari Kementrian Kesehatan karena berturut-turut selama tiga tahun terakhir (2015-2017) telah menurunkan angka stunting.
Piagam penghargaan tersebut diberikan saat rapat koordinasi teknik (rakontek) kesehatan tingkat Provinsi NTT di Kupang, Kamis (26/04/2018).
Sebagai informasi, stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh asupan gizi yang kurang dalam waktu cukup lama. Ini akibat dari pemberian makanan yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi. Stunting terjadi mulai dari janin yang masih dalam kandungan dan baru nampak saat anak berusia dua tahun.
Kepala Dinas Kesehatan Manggarai Timur, dr. Surip Tintin mengatakan, stunting di kabupaten itu mengalami penurunan prevalensi berturut-turut sejak tahun 2015 sampai 2017.
Data menunjukkan, tahun 2015 sebesar 34,0, tahun 2016 turun menjadi 26,8, dan tahun 2017 turun lagi menjadi 24,4.
“Stunting itu proses yang panjang dan membutuhkan penanganan secara lintas program,” jelas dr. Surip kepada VoxNtt.com, Kamis siang.
Untuk menangani stunting, jelas dia, harus melakukan sejumlah program penting.
Itu antara lain; progam kesehatan reproduksi remaja, penanganan ibu hamil, persalinan nifas, ASI yang eksklusif, penyehatan lingkungan, air bersih rumah sehat, dan strategi Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM).
Menurut dr. Surip, lingkungan yang buruk akan meningkatkan penyakit infeksi dan tentu saja akan menyebabkan gangguan pertumbuhan pada anak.
Dia mengaku, penghargaan yang sudah diberikan tersebut merupakan buah dari kerja-kerja pihak Dinkes Manggarai Timur selama ini.
Upaya dalam rangka menurunkan stunting di kabupaten ujung timur Manggarai itu antara lain menggalakkan stop buang air besar sembarangan (BABS) di desa-desa dengan Program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM). Selain itu, meningkatkan jumlah desa yang sudah deklarasi stop BABS.
Tak hanya itu, upaya lain yang dilakukan Dinkes Manggarai Timur yakni; penyuluhan kesehatan reproduksi remaja (Kespro) di sekolah-sekolah dan pelayanan kesehatan remaja di puskesmas.
“Pemberian tablet tambah darah bagi remaja putri. Kegiatan ini baru tahun ini (2018),” kata dr. Surip.
Selanjutnya, kata dia, Dinkes Manggarai Timur melakukan pelatihan kader desa untuk membantu ibu-ibu mengolah makanan lokal bergizi. Program ini merupakan kerja sama dengan Dinas Ketahanan Pangan Manggarai Timur.
Ada pula pelatihan kader Pemberian Makanan Bayi Anak (PMBA) di desa-desa. Pelatihan tersebut bekerja sama dengan MCI, PSG, dan lain-lain merupakan NGO dari luar.
“Rencana ke depan melanjutkan program yang sudah dan sedang dilaksanakan,” tutup dr. Surip.
Penulis: Adrianus Aba