Ruteng, Vox NTT- “Sudah 59 tahun provinsi ini berdiri tapi mengapa kita masih miskin?” pertanyaan ini menjadi pembuka pidato Benny K Harman di kampung Kole, Kabupaten Manggarai, Kamis (26/04/2018) malam.
Kampung yang dijangkau 2 jam dari Kota Ruteng ini adalah kampung halaman ibunda BKH. Dalam bahasa Manggarai biasa disebut Beo de Anak Rona (kampungnya om kandung).
Di sini, BKH menjelaskan akar soal kemiskinan NTT yang kini mencapai 1,2 juta orang.
“Kita ini masih miskin. Tidak ada perubahan yang cukup signifikan, apa yang salah?” tanya BKH sekali lagi.
Pertanyaan yang selalu menghantui raktat NTT selama bertahun-tahun ini menjadi motivasinya untuk kembali ke NTT.
“Bapa-mama jangan takut. Kemiskinan itu harus dihadapi dan saya sudah menemukan jawaban solusinya” kata BKH tegas.
BKH pun menjelaskan bahwa dari 85% penduduk miskin adalah petani. Itu artinya masalah kemiskinan NTT adalah masalah kaum tani.
“Kalau mau majukan orang NTT, sejahterakan orang NTT, solusinya saya sudah temukan yaitu bangun petaninya” ungkap mantan ketua komisi 3 DPR RI ini.
Ampera
Membangun petani tentunya tidak bisa hanya dilakukan dengan kampanye, slogan apalagi janji-janji manis.
Paket Benny Harman dan Benny Litelnoni atau Harmoni sudah menyiapkan program Ampera, Anggaran untuk Kesejahteraan Rakyat. Fokus dari program ini adalah penyediaan modal dan keterampilan orang miskin khususnya petani.
“Kalau kita bertanya lagi mengapa kelompok petani yang kebanyakan miskin? Jawabannya ada dua masalah pokok yakni modal dan SDM (pengetahuan/keterampilan” kata BKH.
Itulah alasanya mengapa paket Harmoni dalam setiap titik kampanye selalu menekankan modal dan keterampilan bagi petani miskin.
Dimana-mana BKH berbicara tentang pemberdayaan petani melalui Balai Latihan Kerja (BLK). Di sini nanti akan disiapkan tenaga profesional yang siap melatih dan mendidik. Selain itu setiap rumah KK miskin akan mendapatkan paling banyak Rp.10 juta sebagai modal usaha.
“Waktu panen itu setahun cuma dua kali bagi petani. Bagaimana dia bisa hidup di masa paceklik? Di sini modal usaha itu berfungsi. Keluarga miskin kita bantu 10 juta sebagai modal usaha. Apa bisa? Pasti bisa. Kita sudah hitung semua,” urai BKH disambut tepuk tangan 600-an rakyat yang hadir.
Foto: BKH dan Benny Litelnoni di Kampung Kole
Lebih lengkapnya berikut 6 langkah konkret memberdayakan petani NTT kalau paket Harmoni terpilih.
Pertama, bantuan modal usaha paling banyak Rp.10 juta untuk keluarga miskin.
Kedua, bantuan pupuk dan bibit agar produktivitas panen meningkat.
Ketiga, agar ada keadilan harga, BUMD akan diaktifkan untuk membeli produk petani sesuai harga yang layak.
“Peran BUMD ini juga akan membantu petani mengatasi harga yang jatuh. Pemerintah wajib membelinya,” kata BKH.
Keempat, petani diberi kesempatan seluas-luasnya untuk mengikuti pelatihan keterampilan bekerja melalui pengadaan Balai Latihan Kerja (BLK).
Kelima, mengadakan asuransi gagal panen. Program ini untuk membantu petani yang tanamanya diserang hama, bencana longsor, banjir bandang, puting beliung, dan lain-lain.
Keenam, menyediakan beasiswa khusus bagi anak-anak petani yang berprestasi sehingga bisa melanjutkan sekolah.
Bagaimana cara mudah agar petani mendapat akses keenam solusi ini? Paket Harmoni ternyata sudah menyiapkan solusinya yakni Kartu Petani Sejahtera atau Kartu Modal Petani.
Semua petani miskin yang memiliki kartu ini dijamin akan mendapatkan kemudahan.
Penulis: Irvan K.