Kupang, Vox NTT- Pengurus Harian DPP Partai Demokrat, Agustinus Tamo Mbapa (ATM) mendesak Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian dan Kapolda NTT Irjen Pol Raja Erizman segera mengusut tuntas kasus penembakan warga di Kabupaten Sumba Barat.
ATM mengaku, sangat prihatin atas kekerasan yang dilakukan oknum Kepolisian saat proses pengukuran tanah Kampung Marosi, Desa Patiala Bawah, Kecamatan Lamboya, Kabupaten Sumba Barat, Rabu, 25 April 2018 lalu.
“Segera diusut dan berikan sanksi yang paling berat kepada pelakunya seperti pemecatan, Polri sebagai pengayom bukan rivalitas rakyatnya sendiri,” tegas Tamo Mbapa kepada VoxNtt. com melalui pesan WhatsApp-nya, Sabtu siang (28/04/2018).
Direktur Nusantara One Institute itu juga meminta Pemerintah Kabupaten Sumba Barat untuk menghentikan sementara rencana pihak investor atau swasta yang melakukan investasi di wilayah itu.
“Rakyat harus melindungi dan jika pihak pemerintah tidak peduli, saya akan pimpin sendiri gerakan peduli dan bebaskan rakyat dari pembodohan dan tidak kekerasan,” tegas ATM.
Sebelumnya, insiden berdarah terjadi di Kampung Marosi, Desa Patiala Bawah, Kecamatan Lamboya, Kabupaten Sumba Barat, Rabu, 25 April 2018 lalu.
Baca: Insiden Berdarah di Sumba, Tiga Organisasi Demonstrasi di Kota Kupang
Kericuhan tersebut terjadi saat pengukuran tanah dan telah menewaskan pria 4o tahun bernama Poro Duka. Tak hanya itu peristiwa berdarah itu mengakibatkan belasan orang lainnya luka-luka.
Warga memrotes kegiatan pengukuran tanah yang dilakukan Badan Pertanahan Nasional (BPN) Sumba Barat yang dijaga 131 personel gabungan dari Brimob, TNI, dan personel polisi dari Polres Sumba Barat.
Peristiwa penembakan itu terjadi saat aparat kepolisian Polres Sumba Barat dan anggota Brimob melakukan pengamanan terhadap pengukuran tanah seluas 50-an hektare di Desa Patiala Bawah milik PT Sutra Marosi Kharisma.
Saat itu, warga meminta sebelum dilakukan pengukuran, harus dihadirkan dahulu pembeli pertama tanah tersebut.
Namun, pihak Dinas Pertanahan dan BPN bersikeras terus melakukan pengukuran, sehingga terjadi bentrokan menyebabkan satu korban meninggal dunia atas nama Poro Duka.
Sedangkan satu korban lainnya, Matti Uku menderita luka tembak dua kali di kakinya dam kini ia sedang dirawat di RSUD Waikabubak.
Peristiwa naas tersebut menuai banyak protes dari berbagai kalangan aktivis mahasiswa, LSM, dan politisi.
Penulis: Tarsi Salmon
Editor: Adrianus Aba