Ende, Vox NTT-Berbagai cara dan kesempatan bagi pelaku perekrutan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) secara ilegal. Selain rayuan atau janji-janji manis, kesempatan seseorang untuk mencari pekerjaan selalu dimanfaatkan secara tidak wajar.
Koordinator Koalisi Insan Peduli Migran dan Perantauan (KIP-MP) NTT, Irminus Deni mengemukakan bahwa peluang paling rawan perekrutan terjadi pada musim transisi tahun ajaran baru. Hal ini kerap terjadi terutama bagi lulusan SMA.
Menurutnya, dalam kondisi polos, para lulusan selalu dirayu untuk mencari kerja dengan iming-iming upah besar. Sasaran perekrut biasanya terjadi pada keluarga yang dianggap kurang mampu secara ekonomi.
“Pada saat itu, kondisi anak sedang bimbang. Anak-anak usia produktif biasanya sudah mengetahui kondisi ekonomi keluarganya, mau lanjut kuliah atau tidak. Nah, biasanya kesempatan bagi para pelaku perekrutan,” katanya di Ende, Kamis (26/04/2018).
Ia menjelaskan, merekrut TKI ilegal rentan terjadi dengan janji memperoleh upah tinggi. Sehingga menempuh jalan tikus dengan menabrak prosedur baku yang berlaku.
Alasan calon pekerja nekat mengambil melalui jalur ilegal dibandingkan legal dan prosedural karena munculnya birokrasi yang rumit dan mahal. Begitu juga dengan persyaratan yang dianggap bertele-tele.
Untuk itu Irminus berharap agar Pemerintah Daerah lebih gencar mensosialisasi lantas memberi pelayanan yang mudah dan cepat.
“Ini saat-saat perdagangan orang ya, musim begini. Dan saya yakin dalam waktu dekat ini, pelabuhan, bandara dan terminal pasti penuh,” katanya.
“Himbauan juga kepada orang tua, jangan sampai mengijinkan anak begitu saja. Orang datang ke rumah, kasih uang 500ribu atau satu juta, anak boleh dibawa. Tetapi kita tidak tahu anak kita kerja sana seperti apa. Karena calo itu seperti orang jualan pak, ngomongnya bagus-bagus semua,” ungkap Irminus, praktisi kemanusian.
Penulis: Ian Bala
Editor: Adrianus Aba