Atambua, Vox NTT- Liga pelajar Kementerian Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) Republik Indonesia yang digelar di lapangan sepak bola Sekolah Sepak Bola (SSB) Bintang Timur, Desa Kabuna, Kecamatan Kakuluk Mesak, Kabupaten Belu sudah mulai berjalan sejak Sabtu, 5 Mei lalu.
Pertandingan sepak bola yang melibatkan pelajar berusia 12,14, dan 16 tahun itu resmi dibuka oleh Kabid Pengembangan Promosi Kepemudaan Asisten Deputi Pengembangan Penghargaan dan Promosi Kemenpora, Alman Hudri.
Alman sengaja datang membuka turnamen tersebut mewakili Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Imam Nahrawi.
Event liga pelajar yang diselenggarakan Kemenpora bertujuan mencari bibit-bibit pemain yang nantinya akan dipersiapkan untuk Tim Nasional U-12 yang akan berlaga pada event Internasional di Singapura dan U-16 di China.
Dalam sambutannya mewakili Menpora Almam Hudri mengatakan, dengan dilakukannya kick-off di Atambua, maka daerah-daerah lain juga sudah secara resmi melaksanakan pertandingan liga pelajar.
Namun demikian, pelaksanaan pertandingan dilakukan secara terpisah baik dari sisi waktu maupun tempat, di mana disesuaikan dengan kondisi masing-masing daerah.
Dijelaskannya, Liga Pelajar yang diselenggarakan mulai tingkat Kabupaten/Kota, akan dilanjutkan ke tingkat provinsi hingga akhirnya juara tingkat daerah lolos ke putaran nasional.
Liga pelajar di setiap provinsi akan dibagi menjadi beberapa region sesuai dengan jumlah kabupaten dalam provinsi.
“Kegiatan Liga Pelajar Nasional ini adalah perwujudan ketika nanti selesai diseleksi pemain U-12, U-15, dan U-16 akan bertanding ke even internasional. Saya percaya 5 sampai 10 tahun ke depan dari daerah Belu layak mendapatkan pemain bintang,” ujar Hudy.
Dia mengaku, sebagai bentuk komitmen dan dukungan untuk membina sepak bola dari perbatasan, Kemenpora akan terus memberikan perhatian serius kepada pembinaan sepak bola di Atambua.
Untuk diketahui, Liga Pelajar yang digelar di perbatasan RI-RDTL ini diikuti oleh puluhan tim yang terdiri dari anak-anak dan remaja dari Kabupaten Belu, Malaka dan TTU.
Penulis: Marcel Manek
Editor: Adrianus Aba