Mbay, Vox NTT- Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Cabang Nagekeo mengecam keras tindakan pengeboman tiga gereja dan di depan Mako Polresta Surabaya-Jawa Timur, serta di Mako Brimob Depok-Jawa Barat, belum lama ini.
Kecaman kebiadaban teroris tersebut disampaikan GMNI dalam aksi damai di Lapangan Berdikari Danga, Kecamatan Nagekeo, Selasa malam (15/05/2018).
Sekitar 30-an aktivis GMNI Cabang Nagekeo hadir dalam aksi damai ini. Mereka bersama anggota Polri dan Koramil Aesesa.
Selain mengecamkan tindakan teroris dalam insiden berdarah itu, mereka juga melakukan aksi seribu lilin di Lapangan Berdikari Danga.
Baca Juga: MUI NTT Kutuk Aksi Bom Gereja di Surabaya
Koordinator aksi, Frederikus Fardin Rewa Bai kepada wartawan, Selasa malam sekitar pukul 19.30 Wita, mengatakan, pihaknya menduga ada upaya kelompok tertentu yang ingin memecah belah bangsa Indonesia, khususnya antar umat beragama dengan melancarkan aksi-aksi teror.
Menurut Fardin, kejahatan teror yang dilakukan terus-menerus tentu saja membuat rasa takut, tidak nyaman, ingin memecah-belah, dan rasa saling tidak percaya antar anak bangsa.
Selain itu, banyak hal lainnya yang dapat mengakibatkan hilangnya kebhinekaan di Republik Indonesia.
Dalam orasainya, Ferdin turut mendesak instansi terkait untuk cepat menanggapi dan melakukan pencegahan terorisme di Indonesia.
“Kami mendesak DPR RI agar segera menindaklanjuti kejadian ini dengan mempertegas Undang-undang dan regulasi tentang anti terorisme,” tegasnya.
Sarina Feni, salah seorang aktivis GMNI Cabang Nagekeo mengatakan, aksi damai tersebut merupakan bentuk dukungan moril kepada aparat penegak hukum dalam melaksanakan tugasnya menumpas terorisme di Indonesia.
Menurut Feni, aksi teror di Mako Brimob Depok, Jawa Barat dan tiga gereja di Surabaya telah menyerang moril dan psikologis masyarakat. Akibatnya, masyarakat menjadi trauma.
Penulis: Arkadius Togo
Editor: Adrianus Aba