Borong, Vox NTT- Patrik Puung turut meradang dan mengecam aksi terorisme yang mengguncang tiga gereja dan Mako Polrestabes Surabaya-Jawa Timur beberapa waktu lalu.
Menurut Apratur Sipil Negara (ASN) yang bekerja di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Manggarai Timur (Disnakertrans Matim) ini, ulah para teroris sudah mencengkram bangsa Indonesia.
Akibatnya, masyarakat dari Sabang sampai Merauke merasa tidak tenang karena aksi bom bunuh diri para teroris bisa datang kapan saja tanpa bisa diprediksi sebelumnya.
“Saat ini saya tidak bisa katakan bahwa teroris asalnya darimana dan sasarannya kepada siapa? Yang jelas tujuan teroris adalah ingin menghancurkan situasi bangsa kita agar bangsa ini terpecah belah,” ujar Patrik dengan geram kepada VoxNtt.com, Selasa, 15 Mei lalu.
Satu-satunya senjata andalan untuk memerangi teroris saat ini, kata Patrik, alat negara mesti bekerja maksimal dengan berbasis pada ketentuan yang berlaku.
Selain itu, revisi UU antiterorisme di DPR RI harus segera disahkan untuk membangun sinergitas antara TNI dan Polri dalam melawan kejahatan kemanusian terorisme.
Selain mengandalkan alat negara, dia juga mengimbau masyarakat terutama di Kabupaten Matim agar segera membangun pos keamanan lingkungan (Poskamling).
Di kampung-kampung dan desa-desa harus ada Poskamling agar para anak muda bisa menjaga malam dan siang hari.
Di pos ini juga bisa memeriksa dan mengingatkan orang baru yang masuk ke wilayah masing-masing di Matim.
Patrik mengharapkan pula agar masyarakat Matim dan pengurus RT/RW mesti bersama-sama dan bertanggung jawab mengecek semua penghuni kos-kosan dan rumah kontrakan dengan tidak mengabaikan ketentuan yang berlaku.
“Jika hal ini kita lakukan, tentu kecemasan kita terhadap daerah ini pasti tidak akan terjadi,” ujar Patrik.
Namun demikian, dia kembali mengingatkan agar jika ada indikasi adanya teroris, sebaiknya masyarakat sipil tidak main hakim sendiri dan segera melaporkan ke aparat penegak hukum di masing-masing wilayah di Matim.
Penulis: Adrianus Aba